NEWS

Realisasi Padat Karya Tunai Tata Guna Irigasi Capai 95,68 persen

P3TGAI targetkan 11.968 lokasi dan anggaran Rp2,7 triliun.

Realisasi Padat Karya Tunai Tata Guna Irigasi Capai 95,68 persenSistem Irigasi di Indonesia. (ShutterStock/rahmat andriansa)
24 September 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengumumkan bahwa realisasi Padat Karya Tunai (PKT) 2021 dari Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) sudah mencapai 95,68 persen dengan angka Rp2,4 triliun. Tercatat (23/9), serapan tenaga kerja pun mencapai 190.958 orang di 10.735 lokasi.

Mengutip Antara News (24/9), PKT 2021 untuk P3TGAI memiliki target menjangkau 11.968 lokasi dengan capaian anggaran Rp2,7 triliun. Proses ini dilaksanakan oleh Balai Besar/Balai Wilayah Sungai (BBWS) pada Direktorat jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air di seluruh Indonesia.

P3TGAI mencakup pekerjaan peningkatan saluran irigasi tersier, dari saluran berbahan tanah menjadi pasangan batu/lining. Pekerjaan ini dikerjakan oleh petani atau penduduk setempat. Menurut KemenPUPR, pelaksanaan P3TGAI dilakukan melalui metode swakelola-pola pemberdayaan-partisipatif-padat karya dengan anggaran Rp225 juta. Pembagiannya, Rp195 juta untuk pembangunan fisik dan Rp30 juta untuk pendampingan oleh Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A).

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, menyampaikan bahwa tujuan utama PKT di sektor sumber daya air (SDA) ini adalah membangun dan memperbaiki saluran irigasi desa, yang pengerjaannya dilakukan oleh petani dan penduduk setempat. Mereka akan diberi upah dan dapat menambah penghasilan yang akan meningkatkan peredaran uang di desa serta merangsang pemulihan ekonomi lokal.

P3TGAI di Desa Cileunya, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat

Salah satu irigasi yang sudah direnovasi.
Salah satu irigasi yang sudah direnovasi. (Dok. Kemterian PUPR)

Salah satu contoh pelaksanaan P3TGAI yang masih berjalan adalah pembangunan irigasi tersier di Desa Cileuya, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Infrastruktur ini dibangun untuk mendistribusikan air hingga ke area persawahan.

“Pembangunan bendungan diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya. Dengan demikian, bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat memberikan manfaat yang nyata. Air akan mengalir sampai ke sawah-sawah petani,” kata Basuki dalam pernyataan resminya di situs Kementerian PUPR.

Selain itu, karena proyek ini dikerjakan melalui PKT, maka petani pekerja pun diberi upah harian atau mingguan, sehingga menambah penghasilan petani atau penduduk desa, terutama dalam antrean musim tanam dan panen. Program ini, menurut Basuki, akan mengurangi angka pengangguran akibat pandemi Covid-19.

Saluran irigasi tersier di Desa Cileuya ini dibangun oleh BBWS Cimanuk Cisanggarung, Ditjen SDA, dan Kementerian PUPR, sepanjang 665 meter untuk memperluas suplai air di lahan pertanian yang sebelumnya 15 hektare menjadi 46 hektare. Saat ini, proyek sudah menyerap 930 Hari Orang Kerja (HOK) dan melebihi target sebelumnya sebanyak 780 HOK.

Apa itu program PKT Kementerian PUPR?

Sejumlah pekerja terlihat beraktivitas di lokasi Padat Karya P3TGAI, Kementerian PUPR. (ANTARA-Kementerian PUPR)

Related Topics