NEWS

Pemerintah Berlakukan Skema Travel Bubble bagi Pembalap dan Kru MotoGP

Pembalap dan kru tidak perlu melalui proses karantina.

Pemerintah Berlakukan Skema Travel Bubble bagi Pembalap dan Kru MotoGPAjang MotoGP. (dok. Dorna)
20 January 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Pemerintah bakal menerapkan sistem travel bubble bagi para pembalap dan kru dalam penyelenggaraan rangkaian MotoGP Mandalika pada Februari dan Maret mendatang. Langkah tersebut merupakan upaya mencegah penyebaran virus Covid-19 dan varian baru Omicron masuk ke Indonesia pada saat ajang balap tersebut digelar. 

Skema ini memungkinkan para pembalap dan kru akan diangkut langsung dari Singapura ke Lombok tanpa melalui proses karantina. Diskresi ini diberikan oleh Presiden Joko Widodo, untuk memastikan para pembalap dan kru tidak berinteraksi dengan pihak luar.

“Tidak perlu karantina bagi pembalap, tapi harus negatif saat tes PCR dan vaksin komplit dua kali,” katanya seperti dikutip oleh IDN Times, Rabu (19/1).

Seperti diketahui, seluruh pihak terlibat mulai dari pengelola sirkuit hingga pemerintah daerah NTB dan seluruh masyarakat di sekitar Mandalika, tengah mengoptimalkan persiapan menyambut rangkaian MotoGP yang akan dimulai dengan sesi pramusim pada 11-13 Februari 2022. Adapun ajang MotoGP seri kedua musim ini akan kembali dilangsungkan pada 18-20 Maret 2022.

MotoGP Terancam Batal

Kebijakan ini muncul setelah pihak promotor MotoGP, Dorna Sport mengancam akan membatalkan penyelenggarakan MotoGP di negara yang memberlakukan karantina selama14 hari. Meski begitu, promotor MotoGP menyatakan penyelenggaraan balap tetap akan berjalan, meski harus dikurangi dari 22 menjadi 19 putaran.

“Kami tidak akan menerima karantina. Jika kami diberitahu bahwa harus tinggal di karantina selama 14 hari, jawabannya jelas: tidak, kami tidak akan pergi! Itulah batasnya,” ujar CEO Dorna, Carmelo Ezpeleta, seperti diberitakan oleh motorcyclesports.net (20/1).

Menurutnya, aturan karantina tidak efektif untuk diberlakukan di event MotoGP. Hal tersebut akan menggeser banyak jadwal yang sudah ditetapkan, termasuk Latihan di sesi bebas.

Sedangkan jadwal antar seri jaraknya sangat ketat, misalnya seri Mandalika dan Qatar yang berjarak hanya 11 hari. Dikhawatirkan, kebugaran para pembalap justru akan terganggu karena aturan karantina ini.

Usulan Diskresi Karantina Kepada Kemenpora

Sementara, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainuddin Amali, baru saja membahas sejumlah kebijakan karantina bagi atlet yang berlaga di ajang internasional. Salah satu usulan yang dikemukakan oleh Komite Olimpiade Indonesia (KOI) terkait dengan diskresi karantina terhadap para pelaku olahraga, baik atlet maupun kru pendukungnya.

Menpora juga berharap bahwa kebijakan diskresi karantina yang diajukan juga dapat diterapkan dalam kejuaraan olahraga internasional yang diadakan di Indonesia, seperti MotoGP Mandalika.

“Ada pengalaman kita ketika melakukan kegiatan bulutangkis di Bali akhir tahun lalu. Saya kira itu sukses. Sehingga keinginan-keinginan dari peserta (kejuaraan) yang datang ke Indonesia nanti juga bisa dilakukan seperti itu,” ujarnya di laman resmi Kemenpora (19/1).

Related Topics