Ini Fakta Pembangunan Bendungan Bener di Wadas yang Berakhir Ricuh

Jakarta, FORTUNE – Proyek Bendungan Bener yang diharapkan dapat menyokong ketenagalistrikan hingga pertanian memicu konflik yang melibatkan aparat keamanan dengan warga Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah.
Banyak video pendek berisi rekaman kericuhan saat pengukuran tanah warga tersebar di media sosial. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, pun menghargai keputusan sejumlah warga yang masih menolak bekerja sama dalam proses pengadaan tanah kuari untuk proyek pembangunan Bendungan Bener.
"Saya menghormati dan siap siap membuka ruang dialog bersama Komnas HAM," kata Ganjar, usai menemui sejumlah warga Desa Wadas, seperti dikutip dari Antara, Kamis (10/2).
Desa Wadas berjarak 10 kilometer dari lokasi Bendungan Bener di Purworejo, Jawa Tengah, dan menjadi titik inti pembangunan. Pasalnya, batuan andesit yang bakal digunakan sebagai material bangunan bendungan dipasok dari sana.
Ganjar mengatakan proses pembangunan Bendungan Bener berjalan cukup alot karena telah berlangsung sejak 2013. Karena gugatan warga Dewa Wadas yang menolak penambangan ditolak hingga tingkat kasasi, kata Ganjar, maka pihaknya membentuk tim untuk segera melakukan aksi pengukuran. Ganjar menegaskan bahwa pengukuran dilakukan hanya pada bidang milik warga yang sudah memberikan kata sepakat.
Porsi warga yang menolak
Ganjar mengatakan, dari total 617 bidang lahan yang dijadikan lokasi penambangan kuari, 346 di antaranya sudah disepakati. Penolakan terjadi pada 133 bidang lahan. "Sisanya masih belum memutuskan, makanya kami akan membuka lebar ruang dialog dan kami libatkan Komnas HAM sebagai pihak netral dalam kasus ini," katanya.
Gubernur yang rajin bersepeda itu membantah kebenaran isu penyerobotan tanah secara paksa oleh negara, serta isu lingkungan beredar di berbagai platform media sosial.