Jakarta, FORTUNE - Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan menjadi proyek terbesar sepanjang sejarah Pertamina. Saat ini progresnya telah mencapai 82 persen.
RDMP Balikpapan memiliki total 5.203 perlengkapan dengan berat mencapai 110.000 ton, dengan bobot terbesar ada pada Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) First Regenerator dengan 1.099 ton. Sedangkan perlengkapan tertinggi adalah Propane/Proylene yang mencapai 110 meter.
RDMP Balikpapan akan meningkatkan kapasitas pengolahan kilang Pertamina sebanyak 100.000 barel per hari, sehingga nantinya akan menurunkan impor BBM. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor minyak mentah RI pada Januari-Agustus 2023 mencapai 11,42 juta ton, naik 17 persen dibandingkan dengan periode sama pada Januari-Agustus 2022 yang mencapai 9,77 juta ton.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (Wamen BUMN), Kartika Wirjoatmodjo, mengatakan RDMP Balikpapan merupakan proyek strategis nasional untuk mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi nasional.
“Proyek Strategis Nasional ini kita dorong supaya bisa sesuai dengan target. Saya cukup bahagia dan bangga, bahwa terlepas dari tantangan Covid-19, proyek ini telah mencapai target 82 persen,” ujar Kartika dalam keterangannya, Kamis (28/9).