Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Stok beras di gudang Bulog di Padang, Sumatra Barat. ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi

Jakarta, FORTUNE - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan beras menjadi komoditas yang memberikan andil cukup besar terhadap inflasi pada Agustus 2023, meskipun secara bulanan terjadi deflasi sebesar 0,02 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).

"Setelah sempat tinggi di Februari dan melandai di Mei, Juni, Juli, Agustus ini inflasi beras kembali mengalami peningkatan dan menyumbang andil terbesar, yaitu sebesar 0,05 persen secara month to month," ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (1/9).

Harga beras eceran telah naik 1,43 persen mtm dan 3,76 persen year-on-year (yoy).

"Selama delapan bulan terakhir atau year to date (ytd) beras mengalami inflasi 7,99 persen. Kemudian dari 90 kota yang dipantau oleh BPS, 85 kota di antaranya mengalami inflasi beras," katanya.

Pudji menjelaskan kenaikan harga beras telah terdeteksi pada level produsen lantaran tingginya harga gabah, baik gabah kering giling (GKG) maupun gabah kering panen (GKP).

"Hal ini karena adanya persaingan penawaran harga oleh pembeli gabahnya itu sendiri, baik kepada petani dan penggilingan," ujarnya. Jumlah produksi beras saat ini mulai berkurang karena telah melewati masa panen yang jatuh pada Juli lalu.

<p>Bantuan pangan beras</p>

Editorial Team

Tonton lebih seru di