Jakarta, FORTUNE - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca dagang Indonesia pada Juli 2022 mengalami surplus sebesar US$4,23 miliar. Ini merupakan surplus ke-27 yang dialami neraca dagang secara berturut-turut sejak Mei 2020.
"Surplus Juli sebesar US$4,23 miliar ini berasal dari ekspor kita yang sebesar US$25,57 miliar, sementara impor kita US$21,35 miliar," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa (Disjas) BPS Setianto dalam konferensi pers, Senin (15/8).
Dibandingkan periode sama tahun sebelumnya (year on year/yoy), nilai ekspor Indonesia tercatat naik 32,03 persen sementara impornya naik 39,86 persen. Secara umum, surplus neraca perdagangan ini banyak ditopang oleh komoditas non-migas.
Secara terperinci, neraca dagang non-migas tercatat surplus US$7,31 miliar ditopang antara lain oleh komoditas bahan bakar mineral (HS27), kemudian lemak dan minyak hewan/nabati (HS15), serta biji kerak dan abu logam (HS 26).
Sementara, untuk neraca dagang migas, Indonesia masih mengalami defisit sebesar US$3,08 miliar terutama disebabkan komodita minyak mentah dan hasil minyak.