Jakarta, FORTUNE – Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan adanya tanda-tanda penurunan harga beras di pasaran.
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan indikasi pertama bertahannya harga beras pada Maret ini adalah tidak adanya fluktuasi seperti pada Februari 2024.
"Harga beras sudah mulai ada flattening. Kalau kita lihat harga beras pekan pertama Maret Rp15.956 (per kg) dan sekarang Rp15.966. Ini menunjukkan flattening," kata dia dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah 2024, Senin (18/3).
Tanda lainnya, kata Amalia, adalah penurunan jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga beras pada pekan kedua Maret 2024. Dari pekan sebelumnya 271 kota/kabupaten menjadi 268 kota/kabupaten.
“Ini merupakan tanda-tanda yang sangat baik,” ujarnya.
Kemudian jika melihat data produksi beras, Amalia menyebut, pada Januari dan Februari memang rendah. Namun, untuk periode Maret dan April, produksi beras Indonesia mengalami lonjakan yang sangat signifikan hingga 8,5 juta ton.
“Jadi, kelihatannya mulai ada tanda-tanda sudah mulai seimbangnya produksi dari dalam negeri, menyebabkan harga sudah mulai menunjukkan flattening," kata Amalia.
Data Panel Harga Badan Pangan mencatat, harga beras hari ini, Senin (18/3), memang nampak harga beras lebih rendah dibandingkan dengan sepekan lalu (11 Maret 2024), dari sebelumnya Rp16.480 per kg menjadi Rp16.420 per kg untuk jenis premium.
Untuk beras medium, harganya turun ke Rp14.240 per kg dari sepekan lalu yang berada pada level Rp14.340 per kg.