Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Pekerja mengangkut beras di gudang Bulog Divre Banten, di Serang, Jumat (22/7). (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Jakarta, FORTUNE - Perum Bulog mengonfirmasi telah menerima surat penugasan importasi beras 2 juta ton dari Badan Pangan Nasional (Bapanas). Penugasan tersebut harus diselesaikan sebelum Desember 2023.

“Iya kami sudah menerima suratnya,” kata Sekretaris Perusahaan perum Bulog, Awaludin Iqbal, kepada Fortune Indonesia, Senin (27/3).

Surat penugasan impor tersebut tertuang dalam Surat Kepala Badan Pangan Nasional tentang Penugasan Pengadaan CBP dari Luar Negeri pada Surat Bernomor B2/TU.03.03/K/3/2023 Jumat, 24 Maret 2023. Sebelumnya, pemerintah juga telah mengimpor 500.000 ton beras lewat Bulog sejak akhir Desember 2022 hingga akhir Februari 2023.

Surat itu berisi penugasan impor yang menindaklanjuti hasil rapat internal bersama Presiden Joko Widodo pada Jumat pekan lalu dengan topik ketersediaan bahan pokok dan persiapan arus mudik Idulfitri 1444 H.

Tambahan impor beras tersebut dapat digunakan untuk kebutuhan operasi pasar beras hingga untuk bantuan sosial beras kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM) yang akan digelar selama tiga bulan mulai 30 Maret 2023.

Pasokan beras tambahan tersebut dapat digunakan untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Beras (SPHP), bantuan beras kepada lebih dari 21 juta keluarga penerima manfaat (KPM), dan kebutuhan lainnya.

"Pengadaan beras dari luar negeri tersebut agar tetap menjaga kepentingan produsen dalam negeri serta memperhatikan aspek akuntabilitas dan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan," demikian lanjutan isi surat itu.

Keputusan pahit saat masa panen raya

Sementara itu, pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori, menilai langkah pemerintah untuk mengimpor 2 juta ton beras dalam periode panen raya merupakan keputusan pahit. 

“Izin impor dikeluarkan saat panen raya ini amat jarang terjadi. Sebab, saat panen raya biasanya pasokan gabah atau beras melimpah dan harga turun,” kata Khudori melalui keterangannya, Senin (27/3).

Menurutnya, kebijakan untuk impor beras ini dilematis. Di satu sisi, saat ini petani sedang menikmati harga gabah tinggi di masa panen raya. Biasanya, saat panen raya harga gabah anjlok. Di sisi lain, tingginya harga harga gabah membuat Bulog kesulitan melakukan penyerapan. Hingga 24 Maret, penyerapan Bulog baru 48.513 ton.

Tugas Badan Pangan Nasional untuk Bulog

Editorial Team

Tonton lebih seru di