Jakarta, FORTUNE - Merger PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), PT Pelabuhan Indonesia III (Persero), dan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) yang secara resmi terlaksana pada Jumat (1/10). PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) menjadi surviving entity dengan peleburan ketiga perusahaan persero lainnya tersebut.
Hal ini menjadi sorotan dari Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi. Dia pun memberikan empat catatan yang perlu diperhatikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir pasca-merger BUMN sektor perhubungan, dan logistik ini. “Pertama, peningkatan dan standardisasi pelayanan di semua pelabuhan Pelindo,” kata kata dia, Senin (4/10).
Standarisasi pelayanan Pelindo, kata Setijadi, harus didukung dengan penyamaan proses, sumber daya manusia, serta teknologi fasilitas dengan sistem informasi yang terintegrasi, antar Pelabuhan dan pengguna.
Catatan Kedua, Setijadi menyebut, penataan hub & spoke kepelabuhanan Indonesia dengan tantangan utama mengurangi pelabuhan pintu ekspor-impor. Pembatasan jadi hanya 2-5 international hub port, kata dia, akan meningkatkan volume barang secara signifkan di beberapa pelabuhan hub itu yang berpotensi menarik direct call untuk mother vessel.
Setijadi menyatakan hal itu bisa menjadi strategi penting meningkatkan daya saing pelabuhan Indonesia secara global, termasuk mengalihkan pengiriman yang selama ini melalui Singapura. “Upaya itu yang harus dibarengi dengan penataan jaringan pelabuhan pengumpan atau spoke-nya bukan hal mudah, namun perlu menjadi prioritas dalam jangka Panjang,” ujarnya.