Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
foto menteri keuangan sri mulyani
foto menteri keuangan sri mulyani

Intinya sih...

  • Celios menuntut pencopotan Sri Mulyani dari posisi Menteri Keuangan karena dianggap gagal dalam mengelola anggaran APBN.

  • Celios juga menuntut pembatasan gaji DPR, penerapan pajak kekayaan, revisi regulasi perpajakan, dan pangkas anggaran untuk Polri.

  • Lembaga riset ekonomi ini juga mendesak pemerintah untuk menghentikan proyek strategis nasional yang merugikan keuangan negara.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE – Center of Economic and Law Studies (Celios) menyuarakan delapan tuntutan ekonomi kepada pemerintah setelah terjadi rentetan demonstrasi yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Salah satunya tuntutannya ialah mencopot Sri Mulyani Indrawati dari posisi Menteri Keuangan.

Direktur Eksekutif Celios, Bhima Yudhistira, menyatakan kinerja Sri cenderung kurang maksimal dalam mengelola anggaran APBN sehingga menyebabkan penurunan pendapatan pajak dan tingginya rasio utang.

“Kita mengkritisi Sri Mulyani itu dalam artian bahwa dia gagal. Sekali lagi dia gagal dalam mengelola rasio bunga utang itu terhadap penerimaan perpajakan. Dan ini tidak bisa diukur hanya dari hutang terhadap produk domestik bruto,” kata Bhima saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (4/9).

Ia juga menyatakan, beban pembayaran bunga utang semakin menurunkan kapasitas fiskal karena porsinya semakin tinggi dibandingkan penerimaan pajak. Berdasarkan data Celios, rasio bunga utang terhadap penerimaan pajak di tahun 2025 mencapai 25,3 persen atau meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2022 yang sebesar 19,9 persen. 

Bank Indonesia (BI) mencatat, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia tembus US$435,6 miliar atau sekitar Rp7.077 triliun pada Mei 2025. Dari nilai tersebut, ULN pemerintah mencapai US$209,6 miliar, atau naik 9,8 persen.

“Untuk membayar kewajiban bunga utang, seperempat penerimaan pajak habis terpakai,” kata Bhima. 

Celios minta gaji DPR tidak melebihi 3 kali lipat upah minimum Jakarta

Diskusi Media & Celios di Jakarta (4/9)/Dok Fortune IDN

Selain itu, Celios juga menuntut untuk menetapkan gaji tunggal anggota DPR dengan ketentuan tidak melebihi 3 kali lipat upah minimum Jakarta. Lembaga ini juga diminta mentuk komite remunerasi independen untuk Pejabat Negara. “Setiap pengeluaran dana reses anggota dewan harus menjadi informasi publik,” katanya.

Pada poin tuntutan ketiga, lembaga riset ekonomi itu menuntut pemerintah segera terapkan pajak kekayaan dan mengesahkan rancangan Undang-undang (RUU) Perampasan Aset. Keempat, Celios meminta revisi total regulasi perpajakan. Batalkan kenaikan tarif pajak yang membebani rakyat dan turunkan tarif pajak pertambahan nilai (PPn) menjadi 8 persen.

“Langkah ini bertujuan untuk memperkuat basis penerimaan yang progresif dan menahan pelemahan permintaan domestik,” kata Bhima.

Tuntutan kelima adalah pangkas anggaran untuk Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan evaluasi total anggaran makan bergizi gratis (MBG), Koperasi Desa Merah Putih, dan Danantara. “Alihkan ke subsidi tunai untuk rakyat kecil.” lanjut Bhima.

Selain itu, poin keenam adalah mendorong restrukturisasi atau utang pemerintah dan menghentikan nafsu penambahan utang baru. Pada poin selanjutnya, Celios juga dengan tegas meminta pemerintah menjalankan putusan Mahkamah Konstitusi soal Menteri dan Wakil Menteri dilarang rangkap jabatan. “Termasuk jadi Komisaris, khususnya Menteri Investasi dan Hilirisasi yang merangkap jadi CEO Danantara.” kata Bhima.

Sedangkan tuntutan kedelapan, lembaga tersebut menuntut pemerintah menghentikan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang merugikan keuangan Negara. Termasuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru dan kawasan food estate.

Editorial Team