Jakarta, FORTUNE - Cina menanamkan tonggak penting dalam sejarah penjelajahan antariksa dengan keberhasilannya membangun konstelasi pertama di dunia yang terdiri dari tiga satelit yang beroperasi di distant retrograde orbit (DRO). Orbit unik dan sangat stabil ini terletak di wilayah antara Bumi dan Bulan, membuka jalan bagi misi antariksa masa depan yang lebih efisien, termasuk penerbangan berawak dan pembangunan infrastruktur di luar angkasa.
Konstelasi inovatif ini terdiri dari dua satelit baru, DRO-A dan DRO-B, yang dikembangkan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Cina (CAS), serta satelit DRO-L yang telah lebih dulu mengorbit dekat Bumi. Ketiga satelit ini kini membentuk jaringan komunikasi yang menjangkau hingga 2 juta kilometer dari permukaan Bumi, di ruang antara planet kita dan satelit alaminya.
Menurut laporan dari kantor berita Cina, Xinhua, Kamis (17/4), keberhasilan ini didukung oleh karakteristik unik DRO yang memungkinkan pergerakan satelit dengan penggunaan energi minimal. Wang Wenbin, seorang peneliti dari Pusat Teknologi dan Rekayasa Pemanfaatan Antariksa CAS (CSU), mengatakan DRO memungkinkan pergerakan satelit yang efisien secara energi. Orbit ini stabil dan minim konsumsi bahan bakar, sehingga ideal sebagai titik pusat antara Bumi, Bulan, dan ruang angkasa yang lebih dalam. Ini membuka peluang besar untuk misi sains, pengembangan teknologi, hingga ekspedisi berawak.
Perjalanan menuju pencapaian ini bukannya tanpa tantangan. Peluncuran DRO-A dan DRO-B dari Pusat Peluncuran Satelit Xichang pada 13 Maret 2024 sempat mengalami kendala akibat anomali roket. Menghadapi situasi kritis, tim satelit melakukan manuver orbit darurat yang mereka sebut sebagai misi "hidup atau mati." Setelah menempuh perjalanan sejauh 8,5 juta kilometer, kedua satelit akhirnya berhasil mencapai orbit DRO yang dituju.