Jakarta, FORTUNE - Singapura mengalami gelombang baru Covid-19 dengan jumlah kasus aktif mencapai rekor tertinggi dihitung sejak awal pandemi. Pada Senin (28/9), negeri itu mencatat 1.647 penularan dengan rata-rata kasus harian 1.545 dalam sepekan terakhir.
Kendati demikian, angka kematian akibat Covid-19 di Singapura tetap rendah. Mengutip Fortune.com, negara dengan penduduk 5,7 juta orang itu rata-rata hanya mengalami tiga kematian per hari sepanjang pekan lalu.
Anugerah atas keselamatan itu bukan tanpa usaha, melainkan datang dari upaya Singapura mempercepat program vaksinasi. Lebih dari 80 persen populasinya telah mendapat suntikan, salah satu yang tertinggi di dunia. Sebagai perbandingan, tingkat vaksinasi penuh Tiongkok 73 persen, sedangkan Uni Eropa dan AS masing-masing telah memvaksinasi penuh 65 persen dan 55 persen penduduknya.
Hal ini menjadi sinyal bahwa hidup berdampingan dengan Covid-19 adalah jalan keluar satu-satunya dari pandemi. Terlebih, 52 persen dari total kasus baru itu terjadi pada individu yang divaksinasi. Artinya penyakit yang berasal dari Wuhan itu telah menjadi endemik—bersirkulasi dalam populasi tapi tidak menjungkirbalikkan kehidupan karena kekebalan yang meluas.
Pihak berwenang mengatakan pada Minggu (27/9) bahwa 98 persen orang terinfeksi dalam 28 hari terakhir hanya mengalami gejala ringan atau tanpa gejala sama sekali. Kasus-kasus baru tersebut ditemukan dengan menguji kontak dekat dari individu yang terinfeksi. Kenneth Mak, direktur layanan medis Singapura, pekan lalu mengatakan kepada Straits Times bahwa orang yang tervaksinasi di negara itu 12 kali lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal atau memerlukan rawat inap.
Lantaran itu pula, meski masih memberlakukan pembatasan mobilitas, para menteri Singapura mengatakan akan membatalkan persyaratan karantina dan membuka kembali akses bagi warga negara lain beberapa minggu mendatang.
Pada awal September, pemerintah Singapura membuka negaranya untuk program "Vaccinated Travel Lines" yang membolehkan para pelancong tervaksinasi dari tempat-tempat berisiko rendah seperti Hong Kong dan Jerman dapat memasuki negara tersebut tanpa karantina. Program itu diharapkan dapat berlangsung hingga akhir tahun ini.
Selama kematian tetap rendah, Singapura dapat menjadi contoh bagaimana negara-negara lain, terutama yang tidak menoleransi Covid-19, dapat keluar dari pandemi.