Dampak lainya yang harus diwaspadai dari konflik Rusia-Ukraina adalah keluarnya arus modal asing atau capital outflow. Di pasar saham, misalnya, hal tersebut terlihat dari koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menyusul pemberitaan serangan Rusia ke Ukraina kemain.
Usai jam makan siang, IHSG terpantau mengalami koreksi 2,04 persen menjadi 6.776 pada pukul 13.30 WIB. Meski demikian, asing tercatat beli bersih (net buy) di seluruh pasar sebesar Rp761,14 miliar dan di pasar reguler sebesar Rp680 miliar.
Ekonom senior PT Samuel Sekuritas Indonesia Fikri C Permana menilai dampak perang Rusia-Ukraina yang saat ini terjadi terhadap pasar modal domestik sifatnya hanya sementara. Pasalnya, fundamental ekonomi Indonesia relatif baik, khususnya didorong pemulihan ekonomi yang diindikasikan dengan Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) dan penjualan eceran pada Januari yang mencapai level tertinggi sejak awal pandemi.
"Kami menilai efek perang Rusia-Ukraina terhadap pasar modal Indonesia akan bersifat temporer dan lebih menyebabkan perilaku berhati-hati di pasar," ujar Fikri seperti dikutip Antara.
Selain IHSG, pelemahan juga terjadi pada nilai tukar rupiah. Di hari yang sama, mata uang garuda terpantau melemah 0,37 persen menjadi Rp14.391 per dolar AS.
Riset LAB 45 menilai konflik Rusia-Ukraina berpotensi melemahkan nilai tukar lantarany adanya ancaman dikeluarkannya Rusia dari sistem pembayaran global SWIFT, sehingga berdampak pada penarikan dana Rusia.
"Dampak terhadap posisi finansial dunia karena penarikan dana Rusia di keuangan global telah menyebabkan volatilitas nilai tukar," demikian kutipan riset tersebut.
Namun, pada perdagangan pagi ini rupiah menguat tipis 8 poin ke Rp14.383 akibat spekulasi perang besar tak akan terjadi karena AS dan Uni Eropa memilih menghukum Rusia secara ekonomi.