NEWS

Agenda Prioritas dalam Presidensi G-20 di Indonesia

“Recover Together, Recover Stronger” jadi tema utama.

Agenda Prioritas dalam Presidensi G-20 di IndonesiaShutterstock/AlexLMX
16 September 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE-Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa Indonesia akan resmi menjabat sebagai Presidensi G-20 pada 1 Desember 2021.

“Presidensi G-20 dimulai sejak 1 Desember 2021 sampai 30 November 2022 dengan tema utama adalah “Recover Together, Recover Stronger yang artinya pulih bersama dan tangguh bersama,” kata Airlangga dikutip dari ANTARA News pada Rabu (15/9).

Serah terima Presidensi G20 dari Italia ke Indonesia akan dilakukan pada KTT G20 di Roma, Italia, pada 30-31 Oktober.

Untuk mendukung Presidensi Indonesia, lanjut Airlangga, Indonesia telah menyiapkan 5 pilar prioritas, yakni peningkatan produktivitas untuk pemulihan, peningkatan ekonomi dunia yang tangguh pascapandemi, jaminan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.

“Lalu menciptakan lingkungan kondusif dan kemitraan dengan pemangku kepentingan serta kepemimpinan kolektif global untuk memperkuat solidaritas,” ujar Airlangga.

Agenda Presidensi G-20 disiapkan

Airlangga juga mengatakan beberapa rangkaian kegiatan telah dipersiapkan, yakni 150 pertemuan dengan beberapa acara sepanjang tahun sejak 1 Desember 2021 sampai 30 November 2022. Pertemuan tersebut berbentuk kelompok kerja yang akan dihadiri oleh deputi, menteri, hingga kepala negara dan pemerintahan.

“Jumlah delegasi pertemuan sekitar 500-5800 orang per-acarasepanjang tahun dan sesuai dengan arahan Bapak Presiden pertemuan akan dilakukan secara hybrid dengan mempertimbangkan kondisi pengendalian Covid-19 dan juga dilakukan secara fisik sesuai dengan parameter-parameter yang ada,” katanya.

Lebih lanjut, dia memastikan pertemuan sekunder di bawah Presidensi Indonesia akan mengikuti parameter kesehatan, menerapkan protokol kesehatan, dan melakukan penilaian terhadap pandemi sesuai dengan standar WHO.

“Dan terkait dengan persyaratan vaksinasi tentu ditentukan dan dilaksanakan di berbagai daerah yang ketersediaan rumah sakitnya klasifikasinya A,” ujarnya.

Presidensi G-20 Indonesia tambah konsumsi domestik Rp1,7 triliun

Airlangga mengatakan Presidensi G-20 Indonesia diprediksi akan meningkatkan konsumsi domestik dan menambah PDB.

“Konsumsi domestik diperkirakan bisa mencapai Rp1,7 Triliun, penambahan PDB hingga Rp7,47 triliun dan kelipatan tenaga kerja sekitar 33 ribu di berbagai sektor,” ujarnya.

Prediksi tersebut, lanjutnya, diharapkan secara keseluruhan akan naik hingga 1,5-2 kali lipat dari pertemuan IMF World Bank pada 2018. Hal tersebut dikarenakan di bawah Presidensi Indonesia terdapat 150 pertemuan yang berlangsung selama 1 tahun atau selama 12 bulan.

“Ini juga menjadi momentum menampilkan keberhasilan reformasi struktural yang antara lain dengan Undang-Undang Cipta Kerja dan tentunya akan mendorong confidence dari investor global untuk percepatan pemulihan ekonomi dan mendorong kemitraan global yang saling menguntungkan," katanya.

Selain berdampak kepada perekonomian Indonesia, Presidensi G-20 membawa dampak pada pembangunan sosial. Perhelatan tersebut menjadi peluang Indonesia untuk mendorong topik terkait produksi dan distribusi vaksin.

Saat menghadiri pertemuan Menteri Kesehatan negara G20 pada 5-6 September di Roma, Italia, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan kesiapan Indonesia untuk menjadi pusat produksi vaksin regional dalam memenuhi kebutuhan vaksin global.

”Indonesia juga akan melanjutkan kerja keras yang telah dibangun oleh presidensi sebelumnya, Italia dan Saudi Arabia, untuk memastikan dunia yang lebih aman, tangguh dan sehat bagi generasi berikutnya,” kata Budi dalam keterangan pers, Selasa (14/9).

Related Topics