Banyaknya persoalan krisis energi juga menjadi sorotan dan peringatan bagi negara-negara tujuan para penambang kripto. Mereka yang diusir dari Cina mendarat di Kazakhstan atau Iran, kemudian diusir lagi. Sebagian pergi ke Texas, yang berpotensi jadi magnet terbesar bagi para pendatang.
Ekonom Belanda, Alex de Vries, yang melacak penggunaan energi Bitcoin, dalam situs webnya Digiconomist mengatakan, “Itu hal paling absurd yang pernah saya dengar. Ketika permintaan energi memuncak di musim dingin dan musim panas, dan penambangan Bitcoin membuat persediaan daya menipis dari sebelumnya, hasilnya tidak akan bagus,” katanya dikutip dari Fortune pada Jumat (7/1).
Contoh nyata di Kosovo dalam beberapa tahun terakhir, listrik murah yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga batu bara Kosovo telah menarik banyak penambang. Industri ini sangat kuat di negara Balkan. Bitcoin pun populer di kalangan anak muda Serbia. Imbasnya, pemadaman di pembangkit listrik tenaga batu bara telah memaksa pemerintah untuk mengimpor sejumlah besar gas alam yang mahal dari tetangganya di Eropa. Saat ini, sekitar 40 persen energi Kosovo berasal dari luar negeri. Dampak lain adalah pemotongan konsumsi energi pada rumah dan bisnis. Pada 31 Desember 2021, pemerintah Kosovo pun mengumumkan larangan penambangan kripto di seluruh wilayah.
Krisis lainnya terjadi di Abkhazia kecil. Pada tahun 2020, sekitar 625 tambang kripto bermunculan di seluruh negara berpenduduk 250.000 jiwa itu. Invasi Bitcoin meningkatkan konsumsi listrik sekitar 20 persen. Dampaknya pada pertengahan November 2020 rumah dan pabrik di seluruh Abkhazia menjadi gelap. Pemerintah setempat secara resmi melarang industri tersebut dan menindak tegas dengan menyerbu rumah penduduk dan bisnis kripto, serta mendobrak pintu dan memotong kabel.
Alex de Vries mengatakan, dampak buruk yang terjadi di negara berkembang akibat penambangan Bitcoin, adalah peringatan bagi Texas, New York, dan Kentucky, serta negara-negara Eropa seperti Jerman dan Irlandia yang masih menyambut industri ini. Semakin banyak negara yang menutup pintu pada Bitcoin, semakin sedikit tempat bagi para penambang dan memberi tekanan besar pada industri mata uang kripto ini.