Jakarta, FORTUNE - Indonesia menempuh berbagai upaya untuk mendapatkan vaksin pada periode awal pandemi COVID-19. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, sejumlah jalan mulai dari lobi tingkat tinggi terhadap banyak negara hingga pendekatan dengan WHO dan Bank Dunia dijalankan.
"Saya, Bu Retno (Menteri Luar Negeri), Pak Erick (Menteri BUMN), kita bertiga ngobrol makan bersama, (dan saya bilang) yuk gimana kita bisa melakukan diplomasi. Bu Retno masuk melalui WHO. Kalau UN itu Kemenlu yang kuat di sana, jadi Bu Retno established leadership di sana," kata Sri Mulyani saat diskusi virtual, Selasa (28/12).
Salah satu sumber pembiayaan vaksin diperoleh melalui Bank Dunia, dan itu memanfaatkan koneksi Sri Mulyani, yang pernah menjabat direktur pelaksananya. "Saya dari sisi funding international di sana. Saya network-nya kuat di sana. Jadi kita menggunakan World Bank, ADB, dan melalui koneksi dari berbagai trust fund dunia lainnya," ujarnya.
Jalan Indonesia untuk beroleh vaksin mulus karena, salah satunya, reputasinya yang baik. Sebab, Bio Farma berkontribusi dalam vaksin polio, yang dipakai oleh UNICEF.
"Indonesia dianggap memiliki kapasitas. Maka kami, saya Pak Erick, Bu Retno, dan Pak Budi waktu itu masih jadi Wamen (BUMN), kita membuat diplomasi untuk bisa memposisikan Indonesia is not only just recipient, tapi kita juga sebagai produsen," kata Sri Mulyani.