Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Pixabay)

Jakarta, FORTUNE - Diplomasi vaksin oleh Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) memasuki babak baru setelah perusahaan farmasi mereka melakukan transfer teknologi ke produsen lokal di Asia Tenggara. Langkah ini disambut baik karena mendorong perusahaan farmasi lokal untuk bisa memproduksi vaksin, tak hanya sekadar pengiriman suntikan virus corona yang siap pakai.

Mengutip Nikkei Asia, Beberapa perusahaan bahkan telah mulai menguji vaksin di Asia Tenggara yang belum mendapatkan izin di negara tempat mereka diproduksi.

Agustus lalu, misalnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan PT Etana Biotechnologies Indonesia akan mulai memproduksi vaksin mRNA—jenis yang sama yang dikembangkan oleh Pfizer dan Moderna—pada bulan Juli.

Etana menerima bantuan teknologi dari produsen obat China Walvax Biotechnology. Perusahaan Indonesia saat ini sedang melakukan uji coba Fase 3, dengan target untuk mencapai produksi 70 juta dosis per tahun.

Sebagai catatan, lebih dari 80 persen vaksin yang telah diamankan di Indonesia berasal dari perusahaan Tiongkok, Sinovac Biotech. Namun, vaksin tersebut dinilai kurang efektif dibandingkan suntikan mRNA, dan pemerintah Indonesia bergegas untuk mengamankan lebih banyak dosis Pfizer dan Moderna.

Vaksin Sinovac dan Sinopharm juga merupakan pilihan yang paling umum tersedia di daratan Tiongkok. Walvax sedang berupaya mendapatkan persetujuan untuk pemotretan mRNA di sana.

Tak Hanya China dan AS

Editorial Team

Tonton lebih seru di