Jakarta, FORTUNE - Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Bakir Pasaman menjelaskan penyebab kelangkaan pupuk bersubsidi di berbagai daerah di tahun ini. Menurutnya, kondisi tersebut disebabkan kuota subsidi pupuk hanya mampu memenuhi 1/3 kebutuhan petani dalam negeri.
Bakir juga menepis anggapan bahwa selama ini distribusi pupuk yang dilakukan perusahaannya kerap mengalami kendala. Pasalnya, distribusi pupuk kini bisa dipantau secara digital mulai dari lini satu yaitu pabrik, gudang lini II, gudang lini III, distributor, kios pengecer hingga ke kelompok tani.
“Memang akan terus diteriakan langka, karena pupuk yang tersedia kalau berdasarkan eRDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Pupuk Bersubsidi Kelompok secara Elektronik) bahwa keperluan pupuk sebesar 25 juta ton sementara pupuk yang bisa disediakan oleh subsidi sebesar 9 juta,” ujarnya dalam rapat dengar pendapat di Komisi VII DPR, Senin (19/9).
Bakir menuturkan, realisasi penyaluran pupuk bersubsidi sendiri telah mencapai 63 persen per Agustus 2022. Diharapkan, hingga akhir tahun distribusinya bisa bisa meningkatkan minimal sebesar 92 persen.
Sebagai catatan, tahun ini pemerintah melalui Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) nomor 10 tahun 2022 terjadi telah memangkas besar-besaran komoditas yang mendapatkan pupuk bersubdsidi dari 70 komoditas menjadi 9 komoditas.
Kini, komoditas yang berhak atas subsidi tersebut antara lain padi, kedelai, jagung, bawang merah, bawang putih, tebu rakyat, kakao rakyat dan kopi rakyat.