Jakarta, FORTUNE - Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah menyinggung badan usaha milik negara (BUMN) yang berada di sektor energi seperti PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero) guna segera beradaptasi dalam tren transisi energi baru terbarukan (EBT). Merespons hal tersebut, Pertamina bakal mengakselerasi realisasi proyek dan investasi di sektor ramah lingkungan.
“Dengan menggenjot pelaksanaan proyek EBT yang dapat mendukung target ketenagalistrikan nasional, mulai dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) hingga Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU),” kata Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman dalam keterangan tertulisnya, Selasa (23/11).
Dalam proyek pengembangan panas bumi, Pertamina melalui Pertamina Geothermal Energy (PGE) telah mengoperasikan enam PLTP dengan total kapasitas 672 megawatt (MW)—wilayah kerja panas bumi (WKP) Kamojang, Garut, Jawa Barat, 235 MW; WKP Lahendong, Tomohon, Sulawesi Utara 120 MW; dan WKP Sibayak, Sinabung, Sumatra Utara 12 MW; WKP Ulubelu Gunung Way Panas, Lampung 220 MW: WKP Karaha, Tasikmalaya dan Garut Jawa Barat 30 MW; dan WKP Lumut Balai Muara Enim, Sumatra Selatan 55 MW.
Fajriyah mengatakan perseroan akan terus mendorong proyek panas bumi di WKP lainnya. Pihaknya menargetkan dalam lima tahun ke depan akan ada peningkatan dua kali lipat menjadi 1.128 Megawatt, “agar dapat memaksimalkan sumber daya panas bumi di tanah air serta berkontribusi pada ketenagalistrikan nasional".