Jakarta, FORTUNE - Silmy Karim seperti mewarisi tuah si Raja Midas. Sebab, segala sesuatu yang disentuhnya berubah menjadi sangat bernilai. Jumlah perusahaan yang bisa keluar dari kondisi pelik dan mengalami peningkatan kinerja saat dia pimpin memang belum banyak. Sebut saja PT Pindad (Persero) dan PT Barata Indonesia (Persero), tempat dia menjabat sebagai direktur utama. Namun, untuk seseorang yang kariernya lebih banyak dihabiskan dalam bidang kebijakan publik, khususnya pertahanan, capaiannya istimewa.
Kemampuan Silmy dalam membenahi perusahaan kembali terbukti di PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Pada 2020, dia membawa BUMN produsen baja itu menorehkan laba bersih Rp327,4 miliar. Hanya dalam kurun dua tahun sejak ditunjuk sebagai direktur utama pada 6 September 2018, kondisi keuangan perusahaan yang terus-menerus rugi sejak 2012 itu berbalik. Bahkan pada semester pertama lalu, keuntungan perusahaan melonjak drastis menjadi Rp475 miliar dibandingkan periode sama 2020 yang sebesar Rp67 miliar.
Namun, tak mudah membawa Krakatau Steel untuk sampai pada kondisi sekarang. Ketika Silmy baru bergabung, perusahaan bermarkas di Cilegon, Banten, itu seperti raksasa lumpuh. Kesalahan investasi, besarnya beban utang, hingga tingginya ongkos produksi membuatnya kalah dalam persaingan dan nyaris bangkrut.