NEWS

Airlangga Optimistis Surplus Neraca Dagang 2022 Capai US$60 Miliar

Meningkat signifikan karena lonjakan harga komoditas.

Airlangga Optimistis Surplus Neraca Dagang 2022 Capai US$60 MiliarMenko Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam konferensi pers, Selasa (6/9). (Tangkapan layar)
26 October 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memperkirakan surplus neraca perdagangan Indonesia pada tahun ini mencapai US$60 miliar, naik 69,78 persen secara tahunan dari capaian surplus 2021 yang menyentuh US$35,34 miliar. 

“Meningkat signifikan karena didorong oleh kenaikan harga komoditas (commodity boom),” katanya dalam acara Indonesia's Economic Priorities yang disiarkan secara virtual pada kanal Youtube CSIS, Selasa (25/10). 

Dia mengatakan commodity boom tahun ini lebih membawa untung kepada Indonesia dibandingkan dengan era 2011. Ini kabar baik karena surplus neraca perdagangan turut menjaga ketahanan eksternal. 

Kinerja sektor eksternal yang kuat itu berhasil menopang konsumsi dan investasi secara konsisten. Dengan demikian pemerintah memproyeksikan perekonomian akan tumbuh sekitar 5,2 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada akhir tahun ini.

Hingga triwulan II-2022, kata Airlangga, perekonomian Indonesia berjalan dengan baik dan berhasil berbalik arah dari pandemi COVID-19 sehingga mampu tumbuh 5,44 persen secara tahunan

Selain itu, ia mengatakan berbagai lembaga internasional memiliki perkiraan yang kurang lebih serupa. Salah satunya, Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) tetap optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,3 persen pada tahun ini, meski perekonomian global hanya tumbuh 3,2 persen secara tahunan.

"Kemudian untuk tahun 2023, IMF memproyeksikan Indonesia mampu tumbuh di kisaran 5 persen dibandingkan dengan global yang hanya mampu tumbuh 2,7 persen," ujarnya.

Dunia bakal diselimuti awan gelap

Airlangga mengingatkan saat ini dunia sedang dirundung awan gelap yang berasal dari lima faktor, yakni Covid-19, konflik bersenjata di Ukraina, harga komoditas, biaya hidup, dan perubahan iklim.

Meski begitu, dia yakin seluruh dunia, termasuk Indonesia, bisa menghadapi badai tersebut dengan keyakinan yang lebih kuat pada strategi kebijakan tentang prioritas untuk mengatasi tantangan ke depan.

Bila menilik data dari Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan dari Januari 2022 hingga September 2022 telah mencapai US$39,87 miliar. Dengan demikian, ia optimistis terdapat surplus neraca perdagangan total US$20,63 miliar pada tiga bulan terakhir tahun ini. 

Lebih lanjut, dengan ketahanan eksternal yang terjaga, Airlangga melihat konsumsi rumah tangga juga masih akan menguat. Ini ditandai dengan naiknya permintaan domestik. Kinerja investasi pun moncer. 

Dengan kondisi tersebut, Airlangga masih optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 akan berada pada kisaran 5,2 persen. 

Related Topics