NEWS

DPR Setujui Pengalihan BMN Eks Flu Burung ke Bio Farma Senilai Rp68 M

BMN akan digunakan untuk menambah kapasitas produksi.

DPR Setujui Pengalihan BMN Eks Flu Burung ke Bio Farma Senilai Rp68 MPabrik Bio Farma/Dok. BUMN.Go.id
by
07 November 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Komisi XI DPR-RI menyetujui penyertaan modal negara (PMN) non-tunai berupa dua aset bangunan Barang Milik Negara (BMN) bekas fasilitas flu burung serta alat di dalamnya kepada PT Bio Farma (Persero). BMN tersebut akan digunakan untuk menambah kapasitas produksi dan meningkatkan daya saing perusahaan farmasi itu.

“Komisi XI menyetujui pelakasanaan PMN kepada PT Bio Farma berupa BMN tahun 2022 senilai Rp68 miliar yang akan digunakan untuk percepatan produksi vaksin terutama sebagai kesiapsiagaan nasional dalam menghadap kejadian wabah,” kata wakil ketua Komisi XI, Fatha Subchi, saat rapat dengar pendapat dengan Kementerian Keuangan dan Bio Farma, Senin (7/11).

Fathan menyatakan Bio Farma merupakan BUMN dengan kinerja baik. Pada 2021, Bio Farma mencatat penjualan bersih Rp43,44 triliun. Penjualan tersebut melesat 203,16 persen jika dibandingkan dengan kinerja 2020 yang mencapai Rp14,32 triliun.

Laba usaha 2021 turut meningkat dengan persentase 668,1 persen ketimbang 2020. Laba bersihnya Rp1,93 triliun. Kenaikan kinerja signifikan itu merupakan bagian dari keberhasilan Bio Farma dalam menyediaan dan mendistribusikan vaksin Covid-19. Mereka juga tetap menjaga layanan reguler berupa vaksin dan serum untuk pasar domestik maupun pasar internasional.

Bakal meningkatkan kapasitas produksi

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir saat ditemui di Kementerian BUMN untuk berbincang dengan rekan media, Senin (22/8). (FORTUNE Indonesia/Eko Wahyudi).

Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir, menjelaskan dua aset bangunan itu berlokasi di Bandung dengan luas 3000 meter persegi dan 5000 meter persegi. 

“Kita sudah lama menjadi produsen kelima vaksin terbesar di dunia. Saat ini kita setiap tahun bisa memproduksi vaksin sekitar 3 miliar dosis. Jadi, ke depannya, kita akan terus meningkatkan kemandirian farmasi nasional dan mengurangi impor,” ujarnya.

Selain untuk meningkatkan kapasitas produksi vaksin, Bio Farma akan berusaha meningkatkan produksi terhadap bahan uji deteksi Covid-19, serta alat diagnostik lainnya. Perusahaan itu pun akan mempercepat produksi vaksin baru sebagai upaya kemandirin nasional dalam mencegah penyakit Rotavirus dan Rubella.

Holding Farmasi tersebut juga akan mengembangkan produk baru untuk terapi kesehatan, seperti stem cell. “Ini wujud kemandirin nasional dan meningkatkan kapasitas usaha dan produktivitas perusahaan sehingga dapat tumbuh efektif dan efisien,” katanya.

Pengembangan vaksin Covid-19 dalam negeri

Sebelumnya, Bio Farma telah mengembangkan vaksin Covid-19 bertajuk IndoVac. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan izin penggunaan darurat atau izin edar (emergency use authorization atau EUA) untuk vaksin IndoVac sebagai dosis penguat (booster).

IndoVac merupakan jenis vaksin Covid-19 yang dikembangkan dengan kandungan zat aktif rekombinan receptor-binding domain (RBD) protein S virus SARS-Cov-2, dengan platform rekombinan protein subunit.

Vaksin ini dikembangkan PT Bio Farma via kerja sama dengan Baylor College of Medicine, Amerika Serikat. Sesuai persetujuan BPOM, vaksin IndoVac disetujui sebagai bahan imunisasi aktif untuk pencegahan Covid-19 yang disebabkan oleh SARS CoV-2 pada individu berusia 18 tahun ke atas.

 

Related Topics