NEWS

Investasi Kuartal I-2023 Diprediksi Tak Sebaik Periode Sebelumnya

Kondisi perekonomian 2023 dinilai tak tentu dan menantang.

Investasi Kuartal I-2023 Diprediksi Tak Sebaik Periode SebelumnyaMenteri Investasi/ Kepla BKPM Bahlil Lahadalia saat konferensi pers realisasi investasi kuartal IV-2022, Selasa (24/1).
16 February 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengatakan kondisi tahun ini tak menentu dan penuh tantangan. Di antara tolok ukurnya adalah kinerja ekspor cenderung turun dan tidak sebaik 2022.

Dia memperkirakan investasi asing langsung (Foreign Direct Investment) pada kuartal I-2023 takkan berkinerja sebaik periode sebelumnya, yakni kuartal IV-2022. 

"Kita optimis ekonomi 2023 itu akan baik. Kalau mampu kita jaga momentum," kata Bahlil dalam konferensi pers, Kamis (16/2).

Realisasi investasi Indonesia pada triwulan IV-2022 mencapai Rp314,8 triliun atau tumbuh 2,3 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Terlebih, realisasi investasi di luar Pulau Jawa lebih besar dibandingkan di Pulau Jawa, yakni Rp164,2 triliun atau 52,2 persen.

Sepanjang 2022, Indonesia mengantongi investasi Rp1.207,2 triliun, melebihi target investasi yang telah ditentukan sebelumnya yang mencapai Rp1.200 triliun.

Menurutnya, perlu upaya lebih untuk dapat tetap mendorong realisasi investasi dari negara-negara yang telah berkomitmen menanamkan modal agar iklim investasi dapat dijaga dengan baik. 

Dia mengatakan telah terdapat beberapa negara yang berminat untuk menanamkan modal di Tanah Air. 

Jadikan investasi sebagai penggerak ekonomi

Bahlil menginginkan investasi dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada masa mendatang. Saat ini pemerintah tengah gencar mencari investor, katanya, terutama untuk mendukung proses hirilisasi.

Dia percaya negara dengan perekonomian sehat tidak hanya mengandalkan konsumsi rumah tangga sebagai pendorong pertumbuhan ekonominya, tapi juga harus menyertakan investasi.

Pada 2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,31 persen. Investasi menjadi kontributor terbesar kedua dalam pertumbuhan tersebut, yakni 30 persen. Urutan pertama adalah konsumsi dengan kontribusi 51,65 persen.

“Menurut saya, awalnya kontribusi konsumsi 60 persen ke pertumbuhan ekonomi, sedangkan investasi dulu sebesar 20 persen, dan sekarang sudah 30 persen. Enggak bisa naif [bahwa] antara investasi dan konsumsi, serta ekspor dan impor punya satu mata rantai yang kuat,” ujar Bahlil.

Peran investasi untuk perdagangan dan lapangan kerja

Menurutnya, ekspor barang jadi atau setengah jadi takkan terwujud jika tidak ada investasi. Hal yang sama dengan konsumsi, jika tidak ada investasi yang masuk maka akan sulit untuk menciptakan lapangan kerja baru.

Pemerintah akan terus mendorong investasi yang masuk ke Tanah Air. Targetnya dari 30 persen kontribusinya ke pertumnbuhan ekonomi, diharapkan bisa meningkat menjadi 32 persen.

Bahlil juga mengajak semua pihak untuk bekerjasama menciptakan persepsi yang baik agar citra Indonesia di mata investor asing masih tetap memiliki daya tarik. Utamanya tahun ini adalah tahun politik yang banyak dikhawatirkan para investor.

“Tahun 2023 adalah tahun yang tidak main-main. Saya betul-betul enggak bisa membayangkan kalau ekonomi global yang kita sudah dapat datanya, potensi resesi tidak bisa kita hindari, cuma dalam resesinya saja yang masih kita hitung. Jangan sampai itu kemudian berdampak, wait and see kita di tahun politik,” ujarnya. 

Related Topics