NEWS

Menkeu AS Khawatirkan Omicron Jadi Momok Pertumbuhan Ekonomi Global

Varian Omicron ini pertama kali ditemukan di Afrika Selatan.

Menkeu AS Khawatirkan Omicron Jadi Momok Pertumbuhan Ekonomi GlobalShutterstock/ Alexandros Michailidis
by
03 December 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen mengatakan, varian Omicron dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global dengan memperburuk masalah rantai pasok dan menekan permintaan. Varian COVID-19 yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan ini mengingatkan Yellen akan varian Delta pada awal 2021. 

Walau banyak ketidakpastian terhadap ekonomi, Yellen menyebut masih akan terus mengevaluasinya. "Mudah-mudahan itu bukan sesuatu yang akan memperlambat pertumbuhan ekonomi secara signifikan," kata Yellen, seperti dikutip Reuters, Kamis (2/12).

Penyebaran Omicron telah mengguncang pasar keuangan dan mendorong pemerintah-pemerintah di seluruh dunia untuk memperketat pembatasan perjalanan dan tempat kerja. Amerika Serikat melaporkan kasus pertama penularan Omicron pada Kamis.

Mantan gubernur The Fed itu juga menyatakan kesiapannya untuk menghentikan kata "sementara". Hal ini guna menggambarkan keadaan inflasi saat ini yang mengganggu pemulihan AS dari pandemi COVID-19. "Saya siap untuk menghentikan kata sementara. Saya setuju bahwa itu bukan deskripsi yang tepat tentang apa yang sedang kami hadapi," kata Yellen.

Sedangkan, Gubernur The Fed, Jerome Powell, sempat menyampaikan inflasi tinggi di AS hanya sementara. Belakangan, dia mengatakan kata tersebut memiliki arti berbeda bagi setiap orang.

Meski begitu, Yellen mengatakan pengeluaran stimulus oleh pemerintahan Joe Biden awal tahun ini bukanlah pendorong utama inflasi. Menurutnya, inflasi yang mencapai level tertinggi dalam 31 tahun terakhir pada Oktober berpangkal pada masalah rantai pasokan dan ketidaksesuaian antara penawaran dan permintaan.

Rencana penyelamatan Amerika

Yellen mengatakan Rencana Penyelamatan Amerika senilai US$1,9 triliun telah membantu warga AS melewati masa terburuk akibat pandemi dan mendorong perekonomian. 

Bank sentral AS diserahi otoritas untuk memutuskan apa yang harus dilakukan tentang suku bunga. Namun, Yellen mengingatkan bahwa perekonomian AS yang kuat kemungkinan akan mendorong kenaikan suku bunga. “Pemerintahan Presiden Joe Biden bekerja sama dengan sektor swasta untuk mengekang kenaikan harga,” katanya.

Ia pun terbuka untuk berkunjung ke Tiongkok guna bertemu dengan pejabat pemerintahnya untuk membicarakan masalah ekonomi. Yellen menyebut, ini belum diagendakan, namun dia akan terlibat pada isu-isu seperti praktik teknologi, pasar sekuritas dan praktik nilai tukar, serta upaya untuk menyeimbangkan kembali perekonomian Tiongkok terhadap belanja konsumen.

Related Topics