NEWS

Minim Perencanaan, DPR Sesalkan KCI Pilih Impor KRL Bekas

Usulan pesan kereta pada INKA sudah ada sejak awal 2021.

Minim Perencanaan, DPR Sesalkan KCI Pilih Impor KRL BekasAnggota Komisi VI DPR Andre Rosiade saat Rapat Dengar Pendapatan dengan PT KAI, KCI dan INKA di Komisi VI, Senin (27/3).
28 March 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Komisi VI DPR RI menyesalkan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) sebagai penyedia angkutan penumpang KRL Commuter justru minim perencanaan hingga akhirnya melakukan impor kereta bekas dari Jepang.

Anggota Komisi VI DPR, Andre Rosiade, mengatakan sejak awal KCI telah diingatkan untuk menyetop pembelian gerbong bekas, dan mengutamakan produksi BUMN, yakni PT INKA (Persero).

“Kalau bapak pesan Januari 2021 dulu itu, pertengahan Juli 2022 kebutuhan di 2023 KCI itu sudah selesai. Masyarakat terzalimi gara-gara KCI tidak bikin perencanaan. Sekarang waktu masih ada untuk 2024, waktu masih ada kenapa harus impor?” katanya dalam rapat dengar pendapat dengan PT KAI, KCI dan INKA di Komisi VI, Senin (27/3).

Menurut politikus Partai Gerindra itu, PT INKA membutuhkan waktu 18 bulan untuk merampungkan pesanan PT KCI. Mulai dari membeli alat, mesin, suku cadang kereta, hingga merangkainya menjadi kereta.

“Tapi, enggak mungkin INKA beli mesin suku cadang kalau order dari KCI enggak (ada). Nah, kalau sudah datang order KCI, mesin dan semuanya itu bisa selesai,” ujarnya.

Andre juga menilai KCI tidak jujur dalam mengajukan impor kereta bekas. Sebab, kata Andre, impor itu hanya untuk 2023, sedangkan surat pengajuan impor menyebut untuk 2023 dan 2024.

"Di awal bilang impor hanya butuh untuk 2023. Bocor surat ini bahwa impor untuk 2023 dan 2024. Ini niatnya sudah enggak ada. Niatnya hanya mau impor kereta bekas umur 29 tahun dari Jepang," katanya.

Berangkat ke Jepang tinjau kereta bekas

Direktur Utama KAI, Didiek Hartantyo, membantah tudingan anggota Komisi VI bahwa perusahaannya hanya ingin terus mengimpor kereta bekas. Impor dilakukan karena kebutuhan yang mendesak: umur kereta yang digunakan saat ini sudah tergolong tua.

Dia pun mengatakan keputusan untuk mengimpor kereta bekas masih terus dikaji. “Saat ini KAI dan KCI masih menunggu hasil evaluasi dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)," katanya.

Peninjauan langsung dilakukan langsung oleh tim dari KCI dan BPKP ke Jepang seminggu yang lalu.

"Tim BPKP sudah bertemu dengan East Japan Railways dan melihat sendiri bahwa kereta yang akan diimpor masih beroperasi sampai sekarang," ujar Didiek.

Kebutuhan kereta hingga 2040

ilustrasi : KRL
ANTARA FOTO/Fauzan/rwa.

Related Topics