NEWS

Produksi Minim, Jokowi Minta Tutup Defisit 850 Ribu Ton Gula Konsumsi

Kebutuhan gula nasional secara umum adalah 7,3 juta ton.

Produksi Minim, Jokowi Minta Tutup Defisit 850 Ribu Ton Gula KonsumsiMenteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo. (dok. kementan)
by
21 July 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memerintahkan empat menterinya untuk menutup defisit kebutuhan gula konsumsi yang mencapai 850 ribu ton. Pasalnya gula disebut sebagai komoditas penyumbang inflasi yang juga terdampak disrupsi dan pengurangan importasi dari negara lain. 

"Presiden mengharapkan dalam waktu yang sangat cepat ada langkah-langkah bersama, antara kementerian baik Pertanian, BUMN, Perdagangan, Perindustrian untuk mencoba mempersiapkan berbagai hal untuk minimal mempersiapkan kebutuhan gula nasional kita secara baik,” kata Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, saat memberikan keterangan pers usai rapat internal di Istana Negara, Rabu (20/7).

Perintah juga diberikan kepada Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Salah satunya, mereka diminta mempersiapkan dengan baik rawat ratoon dari tebu maupun bongkar ratoon.

"Artinya ada lahan-lahan intensifikasi dan lahan-lahan ekstensifikasi yang harus digarap secara bersamaan," kata Syahrul.

Defisit produksi gula nasional

Syahrul menjelaskan bahwa kebutuhan gula nasional secara umum adalah 7,3 juta ton, terdiri dari kebutuhan konsumsi 3,2 juta ton dan industri 4,1 juta ton. Sementara, jumlah produksi gula nasional masih sangat rendah, yakni 2,35 juta ton. Defisit 850 ribu ton muncul dari produksi gula nasional yang hanya 2,35 juta ton.

Meski demikian, Syahrul tidak menjelaskan secara langsung alasan gula untuk kebutuhan industri masih dipenuhi oleh impor. Ia hanya menyebut gula industri masih diharapkan secara bertahap akan masuk.

"Tapi apa yang ada sekarang, kita berharap dapat kita pertahankan untuk bisa memenuhi kebutuhan industri kita," ujar Syahrul.

Terus dipantau

Ilustrasi pabrik gula
Shutterstock/Mr.Kosal

Related Topics