NEWS

Selain Konsumen, Kenaikan Harga Pangan Juga Tekan Daya Beli Petani

Dua dari tiga petani di Indonesia adalah net food consumers.

Selain Konsumen, Kenaikan Harga Pangan Juga Tekan Daya Beli Petaniilustrasi petani (unsplash.com/Simon Fanger)
by
05 September 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Kenaikan harga pangan yang terjadi belakangan nyatanya melemahkan konsumen rumah tangga dan turut menekan daya beli para petani.  

“Kenaikan harga pangan belum tentu berdampak positif bagi pendapatan petani karena petani Indonesia rata-rata menguasai lahan yang kecil. Hampir 60 persen rumah tangga pertanian mengelola lahan yang luasnya kurang dari 0,5 hektare atau masuk dalam kategori gurem,” kata Head of Agriculture Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Aditya Alta dalam pernyataannya, Senin (5/9).

Penelitian CIPS menyebutkan dua per tiga petani di Indonesia adalah net food consumers. Artinya para petani juga mengonsumsi dan membeli pangan lebih banyak dari pada pangan yang mereka tanam. Untuk itu, harga pangan yang tinggi akan memengaruhi daya beli para petani.

Petani kecil menyumbang sekitar 90 persen dari toal produksi beras di Indonesia. Berdasarkan data BPS, Nilai Tukar Petani (NTP) pada Agustus 2022 adalah 106,31 atau naik 1,97 persen dibandingkan dengan NTP bulan sebelumnya.

Namun demikian, jika dilihat lebih mendalam NTP petani tanaman pangan hampir selalu mengalami defisit (<100). Sepanjang Januari-Agustus 2022, NTP petani tanaman pangan hanya 97,97. Nilai ini merupakan penurunan dari NTP petani tanaman pangan sepanjang 2021, yaitu 98,21.

Perlu ada kebijakan konkret bagi petani

Aditya menambahkan meningkatkan daya saing petani merupakan suatu hal yang perlu diikuti kebijakan konkret. Penelitian CIPS menunjukkan akses petani terhadap input pertanian berkualitas perlu diprioritaskan supaya mereka bisa menggunakannya sesuai dengan kebutuhan.

Kenyataan di lapangan adalah, adopsi Kartu Tani berjalan lambat. Hal ini pun turut memengaruhi akses petani kepada input pertanian.

Selain itu, dibutuhkan evaluasi pada penerima subsidi input pertanian seperti pupuk bersubsidi. Dibutuhkan kriteria yang jelas sehingga pada waktunya penerima subsidi bisa lulus dan berdaya sehingga subsidi bisa dialihkan ke sektor lain yang lebih produktif.

Perbaikan dan pembangunan infrastruktur pendukung pertanian juga diperlukan untuk menambah efisiensi proses produksi.

Modernisasi pertanian juga harus dilakukan

Petani merontokan bulir padi hasil panen raya di Desa Samahani, Kecamatan Kuta Malaka, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Minggu (10/4/2022). ANTARA FOTO/Ampelsa/nym.

Related Topics