Jakarta, FORTUNE - Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, menyebut ekonomi hijau bisa jadi solusi untuk menekan kasus korupsi di Indonesia, terutama di sektor ekstraktif–seperti pertambangan–yang memang rentan praktik korupsi.
Bhima mengatakan, bukan rahasia jika sektor pertambangan banyak terdapat laporan soal perizinan atau kasus suap. “Kita perlu membenahi ini, sehingga ketika transisi, tata kelola dari sisi energi dan ekonomi menjadi lebih baik,” ujarnya dalam acara ‘Launching Policy Brief’ Greenpeace Indonesia dan Celios, Selasa (19/12).
Selain itu, transisi menuju ekonomi hijau juga bisa menurunkan tingkat ketimpangan pendapatan per kapita antar daerah sebagai salah satu indikator kenaikan angka koprupsi. Menurutnya, ekonomi yang bertumpu pada sektor ekstraktif bisa menyebabkan terjadinya ketimpangan ekonomi.
“Praktik ekonomi ekstraktif itu menciptakan ketimpangan, karena uang dari hasil tambang mengalir ke Jakarta. Sementara masyarakat lokal, meski makin banyak pabrik, kemiskinannya juga makin tinggi,” kata Bhima.