Jakarta, FORTUNE – Ekonomi global tahun ini diperkirakan akan mengalami penurunan sebagai dampak dari kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap negara-negara mitra dagang.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menjelaskan bahwa kebijakan yang diumumkan pada awal April 2025, serta aksi retaliasi dari China dan potensi negara lain, telah memperburuk fragmentasi ekonomi global. Akibatnya, volume perdagangan internasional turut menyusut.
"Akibatnya pertumbuhan ekonomi dunia pada 2025 diperkirakan menurun dari 3,2% menjadi 2,9%, dengan penurunan terbesar terjadi di AS dan China sejalan dengan dampak perang tarif kedua negara tersebut," kata Perry dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur BI, Rabu (23/4).
Tidak hanya AS dan China, negara-negara maju dan berkembang juga diproyeksi mengalami perlambatan pertumbuhan akibat menurunnya ekspor ke AS serta dampak tidak langsung dari turunnya aktivitas perdagangan global.