Jakarta, FORTUNE - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2022 mencapai 5,31 persen (year on year/yoy), dengan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp19.588,4 triliun atau atas dasar harga konstan (ADHK) 2010 mencapai Rp2.988,6 triliun.
Kepala BPS, Margo Yuwono, mengatakan pertumbuhan ekonomi tahun lalu lebih tinggi ketimbang 2021 yang mencapai 3,70 persen yoy.
"Ini merupakan pertumbuhan tertinggi sejak tahun 2013, di mana pada waktu itu tumbuh 5,56 persen yoy," ujarnya dalam konferensi pers, Senin (6/2)
Dari sisi produksi, seluruh lapangan usaha tumbuh positif. Sektor yang memiliki kontribusi besar dalam perekonomian Indonesia juga menguat, di antaranya industri, perdagangan, pertanian, dan pertambangan.
"Lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi secara tahunan adalah transportasi dan pergudangan yang tumbuh 19,87 persen serta akomodasi dan makan minum yang tumbuh 11,97 persen yang didorong relaksasi PPKM yang meningkatkan aktivitas masyarakat serta adanya berbagai event baik secara nasional maupun internasional," katanya.
Sementara dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 16,28 persen yoy.
"Ekspor tumbuh tinggi namun kalau dilihat trennya cenderung melemah akibat beberapa komoditas unggulan sempat mengalami penurunan terutama kelapa sawit," ujarnya.
Kemudian, impor tumbuh 14,75 persen yoy didorong oleh barang modal dan bahan baku; penanaman modal tetap bruto (PMTB) tumbuh 3,87 persen yoy; konsumsi rumah tangga tumbuh 4,93 persen yoy; dan konsumsi LNPRT tumbuh 5,64 persen yoy.
Konsumsi pemerintah mengalami kontraksi 4,51 persen yoy disebabkan realisasi belanja barang dan jasa serta belanja bantuan sosial.
"Seluruh komponen pengeluaran mengalami pertumbuhan di 2022 kecuali konsumsi pemerintah yang mengalami kontraksi," katanya.