Jakarta, FORTUNE – Ekonomi Indonesia pada triwulan pertama 2025 hanya tumbuh 4,87 persen (YoY). Bahkan, pertumbuhan ini merupakan yang terendah sejak triwulan III 2021 yang saat itu hanya tumbuh 3,53 persen (YoY).
Pada kuartal I 2025, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga lebih rendah dibanding Vietnam yang mencatatkan kinerja 6,93 persen (YoY).
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menyatakan bahwa situasi ekonomi saat ini bukan sedang tertekan akibat pandemi, namun laju pertumbuhan hampir sama dengan masa pandemi. Ia juga mengungkapkan adanya potensi resesi teknikal pada kuartal berikutnya.
“Secara Q-to-Q angka nya cukup mengkhawatirkan, di mana pertumbuhan triwulan I 2025 minus 0,98 persen terendah dibandingkan periode yang sama sejak lima tahun terakhir. Sektor industri pengolahan yang tertekan menjadi sinyal berlanjutnya tekanan ekonomi. Skenario resesi teknikal harus dihindari,” kata Bhima melalui keterangan tertulis yang dikutip di Jakarta, Selasa (6/5).
Ia tak memungkiri, tekanan akibat perang dagang hanya salah satu faktor pemicu pelemahan sektor industri. Namun demikian efek kebijakan dalam negeri yang kurang mendukung industri lokal juga menjadi salah satu penyebab lainnya.
“Tapi di dalam negeri, efek industri melemah ibarat vicious cycle, menciptakan pelemahan daya beli lebih dalam berujung pada menurunnya permintaan produk industri,” kata Bhima