Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Ilustrasi Konflik rusia-ukraina. Shutterstock/Tomasz Makowski

Jakarta, FORTUNE - Panen gandum di Ukraina akan segera berlangsung dalam waktu dekat. Namun, perang yang masih berkecamuk dengan Rusia membuat pengiriman ekspor dari negara tersebut tersendat. Pasalnya, pelabuhan utama Ukraina masih ditutup meskipun berbagai negara berupa mencapai kesepakatan agar izin untuk arus keluar-masuk barang dari tempat dirilis.

Mengutip Bloomberg, pertanian Oleksandr Peretiatko di Ukraina Tengah bahkan memutuskan untuk memasukkan biji-biji gandum yang baru dipotong ke dalam kantong silo polimer besar yang memakan lahan 5.000 hektare (hampir setengah dari 12.000 hektare lahan pertanian wilayah tersebut) karena tidak ada tempat penyimpanan lain.

Kondisi ini menggambarkan besarnya dampak invasi Rusia pada sektor pertanian Ukraina. Hingga kini, para petani mencari alternatif untuk menyimpan stok yang terus bertambah sambil mencemaskan berapa banyak yang bisa mereka tanam untuk musim 2023. 

Hal ini membuat kemampuan Ukraina untuk memasok dunia dengan gandum dan biji-bijian lainnya di waktu-waktu mendatang akan terbatas. Terlebih, kualitas gabah dan hasil panen juga akan menurun jika tanaman dibiarkan lebih lama di ladang karena kurangnya penyimpanan.

“Kami akan sangat khawatir dengan tahun depan tentang masalah yang kami hadapi saat ini,” kata Dmitry Skornyakov, kepala eksekutif HarvEast, yang bertani di timur dan utara Ukraina. “Karena masalah tahun depan, percayalah, akan jauh lebih buruk.”

Ukraina adalah salah satu pengekspor gandum, jagung, dan minyak bunga matahari terbesar sebelum Rusia melakukan invasi, dan penghentian pasokan membawa gelombang dirupsi di pasar pertanian global. Imbasnya, kenaikan harga pangan mencapai rekor yang tak pernah terjadi sebelumnya dan meningkatkan kekhawatiran kelaparan di seluruh dunia.

Ekspor Turun Drastis

Editorial Team