Jakarta, FORTUNE - Perusahaan properti raksasa Cina, Evergrande Group, dikabarkan kembali melewati tenggat pembayaran bunga utang obligasinya. Dengan kondisi keuangan morat-marit, risiko gagal bayar (default) kian menghantuinya.
Melansir The Financial Times, investor surat utang Evergrande pada Selasa (12/10) mengatakan belum menerima pembayaran bunga tiga obligasi luar negeri perusahaan tersebut. Jumlah bunga yang harus dibayarkan mencapai US$148 juta dalam mata uang dolar.
Pada akhir bulan lalu, Evergrande juga gagal memenuhi tenggat pembayaran bunga utang US$83,5 juta yang jatuh tempo tahun depan. Karena tidak membayar, perusahaan tersebut memiliki masa tenggang 30 hari sebelum resmi dinyatakan default. Masalahnya, Evergrande melewatkan setidaknya lima pembayaran bunga obligasi.
Para pemegang obligasi internasional Evergrande sebelumnya juga dikabarkan telah menyewa penasihat dari bank investasi Moelis dan firma hukum Kirkland & Ellis untuk memberikan masukan pada proses restrukturisasi utang perusahaan. Namun, para penasihat itu mengatakan default “sudah mendekat”.
Perdagangan saham Evergrande di pasar modal Hong Kong juga sudah dihentikan setelah perusahaan itu tak lagi menjual properti,
Perusahaan properti terbesar kedua Tiongkok tersebut pada September mengumumkan darurat kondisi keuangan. Evergrande menyatakan tidak lagi sanggup membayar pinjaman jatuh tempo senilai US$300 miliar karena kinerja penjualan properti serta asetnya memburuk.