Jakarta, FORTUNE - Setelah lebih dari tiga dekade absen, benua Afrika bersiap kembali ke kalender balap Formula 1. Maroko resmi mengumumkan proyek ambisius senilai US$1,2 miliar atau sekitar Rp19 triliun di selatan kota pesisir Tangier untuk menjadi tuan rumah Grand Prix dan mengembalikan nama Afrika ke peta F1 dunia.
Proyek raksasa ini mencakup pembangunan sirkuit balap berstandar Fédération Internationale de l’Automobile (FIA) yang mampu menggelar balapan F1 dan kejuaraan internasional lainnya. Tak hanya itu, kawasan ini juga akan dilengkapi taman hiburan, pusat perbelanjaan, hotel, dan marina yang terintegrasi, menjadikannya destinasi wisata sepanjang tahun, bukan hanya saat musim balap berlangsung.
Melansir Coaches Database pada Kamis (6/5), pembangunan dijadwalkan dimulai pada 2025 dan ditargetkan rampung pada 2027. Pemerintah Maroko memperkirakan proyek ini akan menciptakan sekitar 10.000 lapangan kerja baru dan menjadi penggerak ekonomi lokal
Kembalinya F1 ke Afrika menjadi isu penting bagi penggemar dan para pengambil kebijakan di dunia motorsport. CEO Formula 1 Stefano Domenicali dan mantan kepala tim McLaren dan Lotus, Eric Boullier — yang kini berada di balik proyek Maroko — telah lama menyerukan pentingnya kehadiran F1 di benua Afrika.