Jakarta, FORTUNE – Terdapat satu fenomena yang saat ini dikenal kerap terjadi di kalangan anak muda, yakni Fear of Missing Out atau yang sering disebut dengan FOMO. Berdasarkan kata pembentuknya, FOMO adalah perasaan takut ‘tertinggal’ karena tidak bisa mengikuti perkembangan atau perubahan yang terjadi pada aktivitas tertentu.
Seperti tertulis di laman resmi djkn.kemenkeu.go.id, FOMO juga dapat diartikan sebagai sebuah perasaan cemas dan takut yang timbul di dalam diri seseorang akibat ketinggalan sesuatu yang baru, seperti berita, tren, dan hal lainnya.
Walau belum dapat dikategorikan sebagai penyakit kejiwaan, rasa ini mengacu pada perasaan atau persepsi bahwa orang lain bersenang-senang, menjalani kehidupan, atau mengalami hal-hal yang lebih baik dari diri orang itu.
Biasanya, fenomena berupa perasaan takut ini terjadi dalam pergaulan sehari-hari. Dalam dunia bisnis dan keuangan, FOMO pun sering terjadi saat sebuah tren muncul di tengah masyarakat. Misalnya, pada saat McDonald meluncurkan paket edisi grup asal Korea Selatan, BTS. Hampir seluruh gerai McD dipenuhi fans BTS yang mengalami FOMO, sehingga rela mengantre untuk mendapat edisi khusus itu, sekalipun harus berdesakan di masa pandemi.
Contoh lain adalah yang terjadi di pasar mata uang kripto, di mana pergerakan naik dan turun nilainya sering disebabkan oleh cuitan Elon Musk di Twitter, yang menyebabkan orang-orang mengikuti Musk dan orang lainnya terjebak dalam situasi FOMO.
Perasaan FOMO yang dibiarkan dapat memicu munculnya hal negatif seperti sulit tidur, kelelahan, stres, bahkan depresi hingga gangguan jiwa.