NEWS

Airlangga 'PD' Indonesia Bisa Hadapi Ketidakpastian Global Tahun Depan

Fundamental perekonomian Indonesia diklaim masih cukup kuat.

Airlangga 'PD' Indonesia Bisa Hadapi Ketidakpastian Global Tahun DepanMenko Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam konferensi pers, Selasa (6/9). (Tangkapan layar)
11 October 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hatarto, optimistis Indonesia mampu menghadapi ketidakpastian global yang diprediksi bakal meningkat pada akhir 2022 dan tahun depan. Optimisme ini didukung oleh menguatnya perekonomian dalam negeri hingga sektor eksternal.

Tahun ini ia memproyeksi pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 5,2 persen (yoy) didukung prospek pemulihan ekonomi yang terus meningkat serta masih tingginya investasi di dalam negeri.

Sebagai gambaran, pada kuartal II lalu realisasi investasi Indonesia mencapai Rp302,2 triliun atau naik 35,5 persen dibandingkan periode sama tahun lalu (yoy). Angka tersebut terdiri dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp139 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) yang mencapai Rp163,2 triliun.

"Beberapa lembaga seperti Fitch, S&P dan JCR, Moody's juga melihat ekonomi Indonesia relati stabil di tengah banyak negara ratingnya turun. Ini menunjukkan bahwa fundamental ekonomi kuat, pengelolaan keuangan utang, fiskal dan moneter yang cukup prudent," ujarnya dalam Investor Daily Summit 2022, Selasa (11/10).

Airlangga juga menyampaikan bahwa pemerintah tetap fokus untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi dengan menjadikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai bantalan kelesuan (shock abosrber). Ini terlihat dari alokasi anggaran pemulihan ekonomi nasional yang cukup besar, yakni Rp455,6 triliun.

Kendati begitu, ia memastikan bahwa tahun depan belanja APBN harus mulai dinormalisasi setelah bekerja keras selama pandemi Covid-19. Karena itu, belanja program pemulihan ekonomi nasional baik dari sisi kesehatan hingga perlindungan sosial (perlinsos) akan dimasukkan pada masing-masing kementerian dan lembaga.

"Undang-Undang nomor 2 tahun 2020 mengatur defisit anggaran melebihi 3 persen hanya sampai 2022, dan 2023 kembali dengan deifisit kurang dari 3 persen," katanya.

Reformasi struktural

Selain itu, lanjut Airlangga, pemerintah juga terus mendorong reformasi struktural melalui implementasi Undang-Undang Cipta Kerja. Pemerinta juga mendorong pemerataan infrastruktur dengan menarik investasi lebih banyak di lembaga pengelola investasi atau sovereign wealth fund (SWF).

Dia menilai sisi ketahanan eksternal juga tetap lebih baik dibandingkan negara lain, seperti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mampu tumbuh di atas 6 persen, lebih tinggi dibandingkan beberapa negara lain. "Jepang alami pertumbuhan negatif, Malaysia minus 10 dan Turki minus 25 persen," katanya.

Terkait dengan depresiasi rupiah imbas penguatan dolar, kata Airlangga, Indonesia juga masih lebih baik dibandingkan pelemahan mata uang oleh negara lainnya. "Rupiah depresiasi 6,5 persen, namun banyak negara lebih rendah dari kita bahkan Inggris depresiasi 20 persen. Ini tunjukkan segi resiliensi Indonesia relatif lebih kuat," ujarnya.

Related Topics