NEWS

BPS Sebut Dampak Perang Rusia-Ukraina ke Neraca Perdagangan Minim

Nilai perdagangan RI ke Rusia dan Ukraina kecil.

BPS Sebut Dampak Perang Rusia-Ukraina ke Neraca Perdagangan MinimIlustrasi Konflik rusia-ukraina. Shutterstock/Tomasz Makowski
15 March 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menilai perang Rusia dan Ukraina tak berdampak signifikan terhadap kinerja ekspor dan impor Indonesia. Pasalnya, nilai perdagangan Indonesia ke dua negara tersebut relatif kecil.

“Rusia-Ukraina dari ekspor impor, share-nya tidak terlalu besar ke kedua negara tersebut,” ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (15/3).

Ia mencontohkan, pangsa ekspor Indonesia ke Rusia hanya sebesar 0,65 persen dari seluruh total ekspor Indonesia pada 2021. Begitu pula dengan impor yang persentasenya hanya 0,64 persen dari total impor sepanjang tahun lalu. Sementara pada Januari dan Februari 2022, pangsa ekspor dari Indonesia ke Rusia mencapai 0,84 persen dan impor dari Rusia sebesar 1 persen.

Begitu pula dengan Ukraina, yang pangsa ekspornya hanya 0,18 persen dan impornya sebesar 0,53 persen pada 2021. Sedangkan Januari dan Februari 2022, pangsa ekspor Indonesia ke Ukraina tercatat sebesar 0,07 persen dan impornya sebesar 0,1 persen.

Komoditas impor

Menurut Margo, komoditas impor terbesar dari Rusia ke Indonesia adalah besi dan baja. Namun, pangsanya juga terbilang kecil yakni 3,74 persen, jauh lebih rendah dibandingkan dengan impor besi dan baja dari Cina yang mencapai 22,95 persen.

“Artinya kita bisa mengimpor atau meningkatkan impor dari negara lain jika impor dari Rusia pada Maret 2022 terjadi gangguan,” jelasnya.

Kemudian, komoditas impor utama dari Ukraina ke Indonesia adalah Serealia. Namun seperti halnya impor dari Rusia, Indonesia hanya mendatangkan komoditas serealia dalam jumlah kecil, yakni 2,16 persen—jauh di bawah Australia yang mencapai 36,09 persen.

“Jika impor serealia dari Ukraina terganggu kita bisa meningkatkan impor dari negara lain agar pasokan tidak terganggu sehingga ekonomi Indonesia bisa berjalan,” katanya.

Related Topics