NEWS

Buka Perdagangan BEI, Jokowi Pamer Vaksinasi 2021 Lampaui Target

Vaksinasi per 2 Januari sudah di angka 281,2 juta dosis.

Buka Perdagangan BEI, Jokowi Pamer Vaksinasi 2021 Lampaui TargetPresiden Joko Widodo menyampaikan sambutannya pada acara Milad ke-109 Muhammadiyah secara daring dari Istana Negara, Jakarta, Kamis (18/11/2021)
03 January 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan capaian program vaksinasi Covid-19 di akhir 2021 sudah melebihi target pemerintah sebanyak 280 juta dosis. Pasalnya, per 2 Januari 2022, vaksin yang telah disuntikkan berada di angka 281.299.690 dosis.

"Hati-hati, 280 juta dosis yang disuntikkan itu juga bukan barang yang mudah. Menyuntik 280 juta kali dalam waktu satu tahun bukan barang yang mudah karena geografi kita yang harus vaksinasi dengan perahu, sepeda motor, jalan kaki ke atas gunung, bukan sesuatu yang mudah," ujarnya dalam Peresmian Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia 2022, Senin (3/1).

Hal ini menurutnya patut disyukuri karena turut berkontribusi menurunkan tingkat penularan dan penambahan kasus harian. Berbeda dengan kondisi Juli 2021 yang sempat mencapai 56 ribu kasus, awal tahun ini kasus harian hanya berada di angka 174 kasus.

"Di pertengahan Juli 2021, pada saat kasus harian kita mencapai 56 ribu, itu lah saat yang betul-betul saya ingat, yang ada adalah kengerian. Karena di lorong-lorong rumah sakit, halaman rumah sakit semuanya penuh dengan pasien Covid-19," tuturnya.

Tak hanya itu, vaksinasi anak juga sudah mencapai 38 juta dosis sejak dimulai pada Desember lalu. Per hari ini, suntikan dosis pertama sudah mencapai 79,6 persen sementara dosis kedua mencapai 54,8 persen dari target. "Untuk ibu kota-ibu kota provinsi, kota-kota besar yang interaksi masyarakatnya tinggi juga di atas target dosis pertama yakni 70 persen," jelasnya.

Pemulihan Ekonomi Menguat

Tak hanya terkait vaksinasi, Jokowi juga menyebut pemulihan ekonomi Indonesia sepanjang 2021 juga cukup kuat, ditopang oleh surplus neraca dagang US$34,4 miliar dan berlangsung 19 bulan berturut-turut. "Surplus terus, belum pernah kita alami seperti ini. Ekspor juga naik 49,7 persen (year on year/yoy). Impor juga naik, bahan baku, bahan penolong 52,6 persen," ungkapnya.

Menurut Jokowi, salah satu penyebab kenaikan ekspor yang berdampak pada surplus neraca dengan itu adalah keberanian pemerintah untuk menghentikan ekspor barang mentah hasil tambang (raw material). 

"Ekspor bahan mentah dari minerba kita, yaitu nikel, biasanya hanya US$1-2 miliar, kemarin akhir tahun saya lihat sudah hampir US$20,8 miliar. Saya kira keberanian kita menstop itu kelihatan, oleh sebab itu kita akan lanjutkan dengan stop bauksit, tembaga, timah dan lain-lain. Hilirisasi jadi kunci kenaikan ekspor kita," klaimnya.

Indikator lain yang menunjukkan penguatan pemulihan ekonomi Indonesia adalah naiknya competitiveness index Indonesia hingga 3 peringkat di 2021. "Dalam posisi berat di 2021, kita bisa naik, ini juga patut kita syukuri. Bisnis naik ke 37, rangking kita di digital business di 53. Naik tiga ranking semuanya," imbuh Jokowi.

Selanjutnya adalah kenaikan pada indikator konsumsi dan produksi. Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia per November 2021 sudah berada di angka 118, 5 atau meningkat dibandingkan Maret yang sebesar 113,8. "Kemudian spending index sudah naik ke 120,5. PMI (Purchasing Managers Index) kita juga sudah naik di atas sebelum kita pandemi 51, sekarang sudah ke 53,9," tandasnya.

Related Topics