NEWS

KSSK Waspadai Perlambatan Ekonomi Global pada 2023

Ketidakpastian pasar keuangan global menurun.

KSSK Waspadai Perlambatan Ekonomi Global pada 2023Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri) bersama Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kanan). (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)
08 May 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mengatakan ketidakpastian pasar keuangan global telah menurun sejalan degan respons bank sentral AS dan Eropa dalam memitigasi kasus perbankan yang terjadi beberapa bulan belakangan.

Perkembangan ini mendorong aliran masuk modal asing dan penguatan nilai tukar di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia

Meski demikian, pelambatan pertumbuhan ekonomi global yang masih dinamis perlu terus diwaspadai.

"Kami menyepakati dalam rapat berkala Stabilitas Sistem Keuangsn KSSK kedua 2023, yang dilaksanakan pada Jumat 28 April 2023, akan terus memperkuat koordinasi dan kewaspadaan terhadap perekonomian dan risiko pasar keuangan global ke depan," ujar Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dalam konferensi pers, Senin (8/5).

Pertumbuhan ekonomi dunia 2023 diperkirakan mencapai 2,6 persen, dan itu pun tanpa kemunculan resesi. Salah satu pendorong positifinya adalah pembukaan ekonomi Tiongkok pascapandemi Covid-19. 

Namun demikian, pasar tenaga kerja di AS dan Eropa tetap ketat sehingga mengakibatkan prospek penurunan inflasi global berjalan lambat dan mendorong berlanjutnya pengetatan kebijakan moneter di negara maju, yang kemungkinan sudah hampir mencapai puncaknya. 

"Pelemahan ekonomi global akan membuat ekspor kena, harga komoditas dan investasi kita berpengaruh," katanya.

Di sisi lain, inflasi di negara-negara maju juga masih tinggi dan mendorong kekhawatiran akan tingginya suku bunga bank sentral. "Saya datang ke spring meeting dan semua tetap bank sentral negara maju mereka khawatir core inflasi tinggi," ujarnya.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia 

Pun begitu, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat dengan capaian 5,03 persen yoy pada triwulan pertama 2023. Level tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang 5,01 persen yoy. 

Kuatnya pertumbuhan didukung oleh ekspor yang tetap tinggi, konsumsi swasta yang membaik, konsumsi pemerintah yang tumbuh positif, dan pertumbuhan invetasi nonbangunan yang tetap baik. 

Ke depan, pertumbuhan ekonomi diperkirakan tetap kuat, didukung oleh konsumsi swasta yang diramalkan makin baik seiring meningkatnya mobilitas, membaiknya keyakinan konsumen, dan menguatnya daya beli sebagai dampak dari penurunan inflasi. 

Kemudian, kinerja ekspor tetap kuat didorong oleh pertumbuhan ekspor nonmigas yang tinggi dengan negara tujuan utama Tiongkok, AS, dan Jepang.

"Dengan berbagai perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2023 diprakirakan bias atas dalam kisaran proyeksi 4,5–5,3 persen," kata Sri Mulyani.

Related Topics