NEWS

Pemerintah Tambah Dana PEN 2022 Jadi Rp414 Triliun

Serapan PEN 2021 masih 66% per 19 November.

Pemerintah Tambah Dana PEN 2022 Jadi Rp414 TriliunIlustrasi pedagang pasar. (Pixabay/Suanpa)
26 November 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bakal menambah pagu anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2022 dari semula Rp321,2 triliun menjadi Rp414 triliun. Meski demikian, Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata mengatakan pagu tersebut masih bersifat sementara dan kemungkinan bisa bertambah.

Pasalnya, pemerintah masih mengidentifikasi kebutuhan dana penanganan dampak Covid-19 di tahun depan sembari berkoordinasi dengan tiap kementerian dan lembaga.

"Identifikasi ini akan terus kita lakukan dan masih ada kemungkinan bertambah termasuk identifikasi kegiatan yang bisa ditimbulkan oleh transfer ke daerah. Ini yang akan terus kami cermati," ujarnya dalam konferensi pers APBN KiTa, kemarin (25/11).

Selain menambah alokasi pagu, Kemenkeu juga bakal mengubah kluster dan pengelompokan dana PEN. Sebagai catatan, saat ini, klusterisasi program PEN terdiri atas kesehatan, perlindungan sosial, dukungan UMKM dan korporasi, program prioritas, serta insentif usaha.

Kedepan, kata Isa, hanya akan ada tiga kluster, yaitu kesehatan dengan pagu mencapai Rp117,9 triliun, perlindungan masyarakat Rp154,8 triliun, dan penguatan pemulihan ekonomi Rp141,4 triliun. "Tapi belanja kesehatan tetap ada, seperti untuk penanganan pasien, tracing, testing, treatment, vaksin juga akan tetap ada," imbuhnya.

Secara rinci, alokasi PEN pada kluster kesehatan yang mencapai Rp117,9 triliun akan dimanfaatkan untuk testing, tracing, dan treatment; perawatan pasien Covid-19 dengan cost sharing dari BPJS; obat Covid-19; insentif tenaga kesehatan pusat dan daerah; vaksinasi; insentif perpajakan vaksin; penanganan kesehatan lainnya di daerah; dan antisipasi kesehatan lainnya.

Kemudian pada kluster perlindungan sosial, pemanfaatannya antara lain untuk memberikan program keluarga harapan (PHK) kepada 10 juta keluarga penerima manfaat (KPM); kartu sembako kepada 18,8 juta KPM; kartu prakerja untuk 2,9 juta peserta; dukungan program jaminan kehilangan pekerjaan; BLT dana desa; serta antisipasi pelunasan program perlinsos lainnya.

Terakhir, pada klaster penguatan pemulihan ekonomi, anggaran akan dipakai untuk program yang berhubungan dengan infrastruktur konektivitas; pariwisata dan ekonomi kreatif; ketahanan pangan; ICT; kawasan industri; dukungan UMKM/korporasi/BUMN; investasi pemerintah; serta memberikan insentif perpajakan.

Serapan PEN 2021 Masih Rendah

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani mencatat realisasi dana program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang masih rendah hingga 19 November 2021. Dari total pagu anggaran sebesar Rp744,77 triliun baru senilai Rp495,77 triliun atau 66,6 persen yang telah terealisasi.

Rinciannya, penyaluran dana untuk klaster kesehatan mencapai Rp135,53 triliun atau 63 persen dari pagu Rp214,96 triliun. Lalu, realisasi anggaran klaster perlindungan sosial sebesar Rp140,5 triliun atau 75,5 persen dari pagu Rp186,64 triliun.

Selanjutnya, klaster dukungan UMKM dan korporasi terealisasi Rp81,83 triliun atau 50,4 persen dari pagu Rp162,4 triliun. Kemudian, program prioritas Rp75,44 triliun atau 64 persen dari pagu Rp117,94 triliun. 

Terakhir, klaster insentif usaha sudah terealisasi Rp62,47 triliun atau 99,4 persen dari pagu Rp62,83 triliun. "Ini yang realisasinya paling tinggi dari segi persentase sudah Rp62,47 triliun. Ini berarti dunia usaha sudah menikmati insentif dalam bentuk keringanan pajak," tandasnya.

Related Topics