NEWS

Produksi Seret Selama PPKM, Kinerja Manufaktur Kuartal III Turun

Penurunan PMI-BI terjadi pada seluruh komponen pembentuknya.

Produksi Seret Selama PPKM, Kinerja Manufaktur Kuartal III TurunIlustrasi industri tekstil. (PxHere)
14 October 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Bank Indonesia (BI) mencatat penurunan kinerja industri pengolahan pada kuartal III-2021. Hal itu tercermin dari Prompt Manufacturing Index BI (PMI-BI) sebesar 48,75 persen atau lebih rendah dari 51,45 persen pada kuartal sebelumnya. Kendati demikian, PMI-BI pada triwulan III-2021 masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 44,91 persen.

Penurunan tertinggi terjadi pada komponen volume produksi, yakni 4,6 poin dari 54,20 persen menjadi 49,6 persen. Menurut responden, penurunan tersebut sejalan dengan terbatasnya aktivitas masyarakat saat PPKM Darurat/Level 4 di sejumlah daerah dalam rangka pengendalian Covid-19. Hal ini berdampak pada turunnya permintaan sehingga volume produksi turut melemah.

Meski demikian, pada kuartal IV-2021, volume produksi diperkirakan meningkat dan kembali menempati fase ekspansi dengan indeks 51,98 persen. Ini sejalan dengan peningkatan aktivitas masyarakat, serta penurunan level PPKM di sejumlah daerah seperti DKI Jakarta, Banten, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, dan Bali.

Selanjutnya, komponen volume pesanan barang input menurun 2,5 poin dari 54,03 persen menjadi 51,53 persen. Penurunan terjadi pada sebagian subsektor, terutama subsektor makanan, minuman dan tembakau dan subsektor barang kayu & hasil hutan Lainnya. Pada triwulan IV-2021, responden memperkirakan volume pesanan barang input akan meningkat dengan indeks 52,88 persen. Peningkatan terjadi pada berbagai subsektor seperti makanan, minuman dan tembakau, pupuk, kimia dan barang dari karet, semen dan barang galian nonlogam, serta alat angkut, mesin dan peralatannya

Kemudian, persediaan barang jadi juga menurun1,99 poin dari 51,63 persen menjadi 49,64 persen. Indikasi penurunan sejalan dengan penurunan volume produksi. Meski demikian, nilainya diperkirakan kembali meningkat dan berada pada fase ekspansi dengan indeks 52,16 persen seiring peningkatan volume produksi dan volume pesanan Barang Input.

Penggunaan Tenaga Kerja Rendah

BI juga mencatat turunnya penggunaan jumlah tenaga kerja 0,92 poin dari 47,68 persen menjadi 46,76 persen. Hal ini sejalan dengan menurunnya komponen volume produksi pada periode tersebut. Pada triwulan IV-2021, penggunaan tenaga kerja sektor industri pengolahan diperkirakan membaik sejalan dengan meningkatnya volume produksi dengan indeks 48,83 persen, meski masih berada pada fase kontraksi (<50).

Kemudian, komponen kecepatan penerimaan barang input turun 2,52 poin dari 46,57 persen menjadi 44,05 persen. Indikasi kondisi sedemikian adalah kendala pada jalur distribusi saat PPKM Darurat/Level 4. Pada kuartal IV-2021, komponen kecepatan penerimaan barang input diisyaratkan membaik dengan indeks 48,83 persen, meski masih berada pada fase kontraksi (<50).

Berdasarkan subsektor, penurunan kinerja PMI-BI kuartal III-2021 terjadi pada mayoritas subsektor industri pengolahan. Sejumlah subsektor berada pada fase kontraksi, dengan indeks terendah pada subsektor barang kayu dan hasil hutan lainnya (47,01 persen), diikuti alat angkut, mesin dan peralatannya (48,0%), dan pupuk, kimia & barang dari karet (48,29 persen).

Pada kuartal IV-2021, kinerja PMI-BI diperkirakan membaik dan berada pada fase ekspansi yang terjadi pada mayoritas subsektor. Sejumlah subsektor dengan indeks tertinggi pada subsektor kertas dan barang cetakan (54,17 persen) dan semen dan barang galian non logam (53,48 persen).

Related Topics