NEWS

Utang MotoGP dan WSBK Mandalika Bebani InJourney

InJourney ajukan PMN Rp1,05 triliun.

Utang MotoGP dan WSBK Mandalika Bebani InJourneyMotoGP seri Pertamina Grand Prix of Indonesia di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok Tengah, NTB, Minggu (20/3/2022). ANTARA FOTO/Andika Wahyu
15 June 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Penyelenggaraan MotoGP dan WSBK di KEK Mandalika, Nusa Tenggara Barat, menyisakan beban utang bagi PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau InJourney.

Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), anak perusahaan Holding BUMN Industri Aviasi dan Pariwisata Indonesia tersebut, kini memiliki utang Rp4,6 triliun. Kewajiba tersebut terdiri dari utang jangka pendek sebesar Rp1,2 triliun yang harus segera diselesaikan, dan utang jangka panjang Rp3,4 triliun.

Lantaran itu, Direktur Utama InJourney, Dony Oskaria, menjelaskan perusahaannya mengajukan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp1,05 triliun di tahun ini.

Suntikan modal tersebut nantinya akan digunakan Injourney untuk membantu ITCD membayar utang pembangunan sejumlah fasilitas di KEK Mandalika. 

Fasilitas yang digunakan untuk penyelenggaraan MotoGP 2022 itu di antaranya pengerjaan pembangunan grandstands, VIP villages atau perhotelan korporat, beuatifikasi pit building dan fasilitas area paddock, pekerjaan upgrading/resurfacing sirkuit, pemasangan instalasi MEP pit building, pengerjaan pembangunan pit building, dan pembangunan fasilitas infrastruktur (mandatory).

"Penggunaan PMN ini adalah pemenuhan kewajiban Mandalika untuk pembangunan grand stand dan biaya operasional penyelenggaraan MotoGP 2022," ujarnya dalam rapat bersama Komisi VI DPR, Rabu (14/7).

Beban penugasan

Donny menjelaskan penugasan pemerintah untuk mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika sebenarnya menekan keuangan ITDC. Sebab, penugasan tersebut tidak diiringi dengan suntikan modal yang cukup dari pemerintah.

"Secara bisnis justifikasi ini sangat berat kalau ini dilakukan dengan equity sendiri. Dari awal memang seharusnya penataan ini membutuhkan suntikan investasi dari pemerintah," katanya.

Secara keseluruhan, total investasi yang dibutuhkan untuk pengembangan KEK Mandalika mencapai Rp9,25 triliun. Pemerintah memang memberikan PMN kepada ITDC pada 2015.

Namun jumlahnya sangatlah kecil, hanya Rp250 miliar, dan jauh di bawah kebutuhan dana ITDC yang mencapai Rp 2,1 triliun. Kemudian, pada 2020 ITDC membutuhkan dana PMN Rp3,9 triliun, meski yang dicairkan hanya Rp500 miliar.

Tahun lalu, perseroan membutuhkan Rp2,9 triliun, tetapi pencairan PMN digeser ke tahun ini.

"Sehingga gap-nya memang jauh. Sisanya, pengembangan Mandalika dilakukan dengan project financing, yaitu mengajukan utang ke perbankan sehingga ini menjadi beban yang berkelanjutan bagi ITDC. Ini yang jadi persoalan di ITDC. Di samping itu ITDC mendapatkan beban penyelanggaraan moto GP di tahun 2022," ujar Donny.

Penyelenggaraan MotoGP dapat menutup biaya operasional yang dikeluarkan Injourney, katanya, berbeda dari World Superbike (WSBK) yang menyebabkan kerugian hingga Rp100 miliar.

Ajang WSBK tidak menarik bagi investor untuk masuk menjadi sponsor. "WSBK ini menunjukkan kerugian, sehingga apa yang kami lakukan adalah kami akan bernegosiasi untuk menghilangkan WSBK ini," katanya. 

Berdasarkan perhitungan InJourney, kerugian akibat penyelenggaraan MotoGP yang mencapai Rp50 miliar tertutup dengan menarik sponsor 

"MotoGP itu sudah kita hitung dan kita punya gap sekitar Rp50 miliar. Ini yang sedang kita carikan cara bagaimana kita mendapatkan tambahan sponsorship untuk menutupi gap ini, sehingga kita bisa melokalisir problemnya di Mandalika ini," ujarnya.

Related Topics