Jakarta, FORTUNE - Gelaran Pocari Sweat Run Indonesia 2024 di tahun ke-11 yang dihelat di Bandung pada 20-21 Juli 2024 mendatang didukung oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kota Bandung. Tahun ini, Pocari Sweat Run Indonesia mendapatkan dukungan dari tiga kementerian, yakni Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Pemuda dan Olahraga, dan Kementerian Kesehatan untuk memperkuat ekosistem #saferunning yang telah digaungkan sejak 11 tahun lalu.
“Gelaran Pocari Sweat Run selalu sukses menarik minat ribuan pelari yang baru pertama kali mengikuti lomba lari. Untuk itu, penguatan ekosistem #saferunning demi menciptakan pengalaman berlari yang aman dan nyaman, selalu menjadi prioritas kami sejak awal Pocari Sweat Run diadakan," ujar Puspita Winawati, Marketing Director PT Amerta Indah Otsuka saat jumpa pers di Melati Glass House, Hutan Kota by Plataran - Senayan, Minggu (26/5).
Hadir pula Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia; Maria Endang Sumiwi, Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; dan Bey Machmudin, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat. Selain itu, hadir para influencer dan selebritas yang mengikuti kegiatan fun run 5K di Plataran Senayan.
Wina menambahkan, sebagai event lari hybrid terbesar di Indonesia yang menargetkan 30.000 pelari di tahun 2024 ini, gelaran ini selalu sukses menarik minat ribuan pelari yang baru pertama kali mengikuti lomba lari. Untuk itu, penguatan ekosistem #saferunning terus diperkuat, meliputi segala hal yang berkaitan dengan cara berlari yang aman dan terkait dengan keselamatan pelari, mulai dari materi edukasi, penyediaan hidrasi yang diperlukan sejak persiapan latihan lari, ketika berlari, hingga setelah berlari.
Maria Endang Sumiwi, selaku Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyampaikan, dalam mengikuti event lari tidak hanya soal kesiapan fisik melalui latihan, menjaga hidrasi, fasilitas medis yang membantu menjaga keselamatan pelari, tapi juga harus bisa mengukur kekuatan diri sendiri serta menjaga asupan gizi.
"Data kami menunjukkan hanya 25 persen penduduk Indonesia yang aktif berolahraga. Tapi ketika satu orang berolahraga, akan punya efek berlipat ganda karena akan merembet pada kebiasaan makan bergizi dan keinginan menjaga kesehatan, dan kebiasaan-kebiasaan ini akan diikuti anggota keluarga lainnya,” kata Maria.