Jakarta, FORTUNE - Gempa bumi berkekuatan magnitudo 8,7 yang mengguncang lepas pantai Semenanjung Kamchatka, Rusia, pada Rabu (30/7) pagi, telah memicu gelombang tsunami yang menyebar melintasi Samudra Pasifik. Guncangan dahsyat ini memaksa otoritas di Jepang dan Hawaii mengeluarkan peringatan siaga tinggi dan perintah evakuasi di wilayah pesisir.
Pusat Peringatan Tsunami Pasifik (PTWC) yang berbasis di Hawaii segera mengeluarkan buletin ancaman tsunami untuk sebagian besar wilayah Pasifik. Laman Livemint mewartakan konfirmasi otoritas Rusia mengenai gelombang tsunami pertama yang telah menghantam pesisir Kamchatka, meskipun dampak kerusakan secara menyeluruh masih dalam proses evaluasi.
The Associated Press melaporkan, Badan Meteorologi Jepang (JMA) telah mengeluarkan peringatan tsunami untuk wilayah pesisir utara, terutama Pulau Hokkaido. Siaran televisi nasional NHK berulang kali menyiarkan imbauan darurat kepada warga untuk "segera mengungsi ke tempat yang lebih tinggi" dan "tidak mendekati garis pantai sampai peringatan dicabut." Pemerintah Jepang juga telah membentuk satuan tugas darurat demi memantau situasi.
Di seberang Pasifik, Reuters memberitakan bahwa otoritas di Hawaii memerintahkan evakuasi wajib bagi penduduk yang berada di zona pesisir. Sirene peringatan tsunami meraung di seluruh pulau, mendorong warga dan turis untuk bergerak ke dataran yang lebih aman sebagai langkah antisipasi.
"Ini adalah peristiwa yang sangat serius. Gelombang yang dihasilkan dari gempa sebesar ini memiliki potensi merusak yang signifikan," demikian pernyataan dari seorang pejabat PTWC, seperti dikutip oleh Reuters.
Menurut data Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), pusat gempa terletak di kedalaman yang relatif dangkal, sebuah faktor yang meningkatkan potensi pembentukan tsunami yang kuat. Kekuatan gempa yang masif menempatkannya sebagai salah satu guncangan terkuat yang tercatat secara global dalam beberapa tahun terakhir.
Wilayah Semenanjung Kamchatka, tempat gempa berasal, merupakan bagian dari "Cincin Api" Pasifik, sebuah busur seismik yang dikenal sangat aktif secara geologis dan sering menjadi lokasi gempa bumi serta letusan gunung berapi.
Pemerintah di seluruh negara lingkar Pasifik kini dalam status siaga, memantau pergerakan permukaan laut dan mempersiapkan protokol darurat jika ancaman tsunami meluas lebih jauh dari proyeksi awal.