Jakarta, FORTUNE – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan konstruksi Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral Jakarta. Pembangunan ini menghabiskan anggaran Rp37,3 miliar.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan alasan dibangunnya terowong antara dua rumah beribadatan ini. Secara teknis, menurutnya, pembangunan jembatan penyeberangan bisa dilakukan. Namun karena faktor keamanan dan keselamatan, desain yang dipilih adalah terowongan bawah tanah.
"Ada tiga alternatif sebetulnya, bisa jembatan penyeberangan, tapi kan terlalu curam, atau dengan yang lain, kita pilih terowongan yang lebih aman," kata Basuki dalam keterengan resminya, Rabu (22/9).
Selain faktor keamanan pengguna, Terowongan Silaturahmi juga dibangun dengan memerhatikan keamanan dan keselamatan bangunan. Sebab, Masjid Istiqlal dibangun pada tahun 1960-an dan baru rampung pada 1978. Sementara, Gereja Katedral yang berusia jauh lebih tua dibangun ketika pemerintah kolonial, dan diresmikan pada 1901.
“Bangunan Gereja Katedral sudah sangat tua dan merupakan cagar budaya, begitu juga dengan Masjid Istiqlal yang merupakan cagar budaya sehingga kita harus bangun suatu konstruksi yang benar-benar aman,” ujar Direktur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti.
Diana menyebut, pembangunan konstruksi juga melibatkan Direktorat Jenderal Bina Marga untuk masalah terowongan seperti sistem yang akan dibangun, fondasi, dan struktur bangunan. “Kami juga memperhatikan utilitas-utilitas di atasnya agar jangan sampai terputus dan bermasalah” ujar Diana.