Harga Telur Naik, DPR Pertanyakan Kementan Impor Telur Unggas

Jakarta, FORTUNE - Anggota Komisi IV DPR, Dwita Ria Gunadi, meminta Kementerian Pertanian (Kementan) bersikap terbuka mengenai impor telur unggas. DPR mempertanyakan urgensi impor telur di tengah harga telur yang tergolong mahal. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), Dwita menyebut Indonesia telah mengimpor telur unggas hingga 165.234 kilogram pada Februari 2023.
Dia meminta penjelasan Kementan mengapa Indonesa masih mengimpor telur, serta mengungkapkan berapa stok yang dimiliki Indonesia saat ini.
“Oleh sebab itu, kami meminta data impor telur selama 2022 dan semester 2023 dan meminta berapa ketersediaan telur dalam negeri agar tidak terjadi impor telur unggas," ujar Dwita di hadapan Komisi IV dengan Kementan, Badan Pangan Nasional, dan Perum Bulog, Selasa (13/6).
Dwita juga menyoroti kinerja Kementerian Pertanian soal kenaikan harga sejumlah bahan pokok menjelang Iduladha, seperti ayam, beras, daging, hingga cabai merah. Menurutnya, persoalan ini menjadi persoalan yang terus muncul setiap tahunnya tanpa ada strategi antisipatif.
"Persoalan ini berulang setiap tahunnya. Kami meminta kebijakan ke Kementerian Pertanian mengenai kenaikan harga, jelaskan seperti apa perencanaan komoditi dari waktu tiap tahun," kata Dwita.
Mentan belum bisa menjawab
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, yang hadir dalam rapat tersebut, memilih memberikan jawaban secara tertulis kepada para anggota legislatif.
Mengutip data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga telur ayam saat ini kembali naik. Rata-rata harganya mencapai Rp31.800 per kilogram.
Padahal, sebelumnya harga telur ayam Rp31.650 per kilogram. Harga telur paling mahal dibanderol Rp44.000 per kilogram di Kota Tual. Sedangkan, untuk yang paling murah dipatok Rp26.150 per kilogram di Kota Bone.