Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Dirjen Migas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, meresmikan penerapan standar dan mutu solar CN 51, Rabu (30/3). (dok. Kementerian ESDM)

Jakarta, FORTUNE - Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menuturkan, harga jual bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar mulai mendekati harga keekonomian. Ini lantaran harga minyak, nilai tukar rupiah dan Mean of Platts Singapore (MOPS) sudah mengalami penurunan.

"Sekarang sih gak jauh antara harga keekonomian dengan harga pertalite nya ya kalau setahu saya ya," ujarnya saat ditemui di kompleks parlemen, Senaya, Senin (12/12).

Sebagai informasi, rata-rata harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) selama November 2022 kembali turun sebesar US$1,60 per barel dari US$89,10 per barel pada bulan sebelumnya menjadi US$87,50 per barel. 

Tutuka memastikan, jika harga jual telah mencapai di atas harga keekonomian, maka pemerintah akan mengevaluasi kembali harga BBM subsidi Pertalite dan Solar. "Kalau nanti sudah seperti itu baru kita evaluasi," jelasnya.

Penetapan ICP November ini tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 174.K/MG.03/DJM/2022 tentang Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan November 2022, tanggal 1 Desember 2022.

Kedepan, permintaan minyak memang diperkirakan menurun dan turut menyusutkan harga yang sempat melambung usai pelonggaran pembatasan sosial (lockdown) di berebagai negara. Berdasarkan laporan OPEC, permintaan minyak mentah dunia 2022 pada November mengalami revisi penurunan proyeksi permintaan sebesar 100 ribu barel per hari  menjadi 99,57 juta barel per hari, dibandingkan proyeksi pada Oktober.

Kemudian, IHS Markit dalam Laporan bulan November 2022, mencatat adanya revisi penurunan proyeksi permintaan minyak mentah dunia untuk tahun 2022 sebesar 200 ribu bph menjadi 99.4 juta barel per hari dibandingkan proyeksi pada bulan sebelumnya.

Sedangkan dari sisi pasokan, laporan OPEC bulan November 2022 memperkirakan suplai minyak mentah Non-OPEC pada 2022 meningkat sebesar 1,90 juta barel per hari  menjadi 65,58 juta barel per hari dibandingkan tahun 2021.

Faktor lainnya, berdasarkan Laporan Mingguan EIA (U.S. Energy Information Administration), terdapat peningkatan stok, terutama stok produk minyak Amerika Serikat pada bulan November 2022. Pasokan gasoline tercatat naik sebesar 7,2 juta barel menjadi 213,8 juta barel  dibandingkan bulan sebelumnya. Kemudian, pasokan Distillate naik sebesar 5,8 juta barel menjadi 112,6 juta barel dibandingkan bulan sebelumnya.  

Selanjutnya, berdasarkan laporan OPEC bulan November 2022, terdapat penurunan tingkat pengolahan kilang global sebesar 960 ribu barel per hari  sebagai akibat dari puncak masa pemeliharaan kilang.

Sedangkan untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh peningkatan kuota ekspor produk minyak China yang mengindikasikan surplus pada stok minyak mentah akibat melemahnya permintaan minyak mentah di negara tersebut.

Pertamina sesuaikan harga BBM non-subsidi

Editorial Team