Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan saat membuka Halalbihalal Idulfitri 1444 H lingkup Kemenko Marves, Selasa (2/5). (Dok. Kemenko Marves)

Jakarta, FORTUNE - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan rencana Indonesia menerapkan bursa karbon atau carbon exchange, yang aktivitasnya rencananya akan dimulai pada September 2023.

Menurutnya, langkah itu merupakan upaya untuk menekan emisi karbon di Indonesia dan dunia. Hal tersebut juga sejalan dengan upaya penerapan energi bersih di Tanah Air.

“Kami berencana untuk meluncurkan pertukaran karbon pada bulan September 2023, sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan dan mencapai emisi net-zero pada tahun 2060," ujarnya dalam Penandatanganan Implementing Arrangement (IA) UK PACT Carbon Pricing, Senin (24/7).

Dengan adanya bursa karbon, Luhut berharap Indonesia dapat menekan emisi hingga lebih dari 30 persen pada 2030.

OJK akan menjadi pengawas bursa karbon

Dalam pelaksanaannya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan turun tangan melakukan pengawasan. Kemudian, pihak-pihak yang bisa terlibat dalam perdagangan karbon pun akan dibatasi.

"Hanya entitas yang beroperasi di Indonesia yang diizinkan untuk berdagang di bursa dan skemanya akan mirip dengan perdagangan saham dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mengawasi kegiatan di bursa karbon," ujarnya.

Kendati akan melangsungkan perdagangan karbon dalam waktu dekat, Luhut tidak berbicara banyak mengenai harga karbon. Dia mengatakan, penentuannya masih digodok oleh timnya.

Aturannya sedang diharmonisasi

Editorial Team

Tonton lebih seru di