Jakarta, FORTUNE – Perekonomian Amerika Serikat tengah menghadapi tekanan inflasi tinggi, dan upaya pemerintah negara tersebut untuk menurunkan harga barang sepertinya terganjal perilaku belanja konsumen, terutama dari milenial dan gen Z.
Terlepas dari ketakutan terhadap inflasi dan resesi, lansir Fortune.com, Rabu (15/2), warga AS tetap saja membelanjakan dananya dalam setahun terakhir. Aktivitas tersebut menjaga roda bisnis tetap berputar, dan orang-orang terhindar dari jerat pengangguran. Tingkat konsumsi warga AS masih tinggi meskipun orang-orang cenderung berhemat selama krisis Covid.
Namun, hasrat masyarakat AS untuk tetap berbelanja ini menjadi pisau bermata dua. Di satu sisi, perekonomian tetap terjaga dengan stabil, tapi di sisi lain terjadi peningkatan inflasi dan kenaikan harga bahkan pada tahun-tahun mendatang,
Laporan dari McKinsey menunjukan ketika inflasi AS telah mencapai 8,5 persen pada Maret 2022, dan Fed mengumumkan kenaikan suku bunga acuan untuk mengerem konsumsi, tingkat belanja konsumen masih 18 persen lebih tinggi ketimbang Maret 2020.
Bahkan, jika dibandingkan pada masa sebelum Covid, tingkat belanja masyarakat AS masih lebih tinggi 12 persen.
Menurut data dari Trading Economics, tingkat inflasi AS pada Januari tahun ini mencapai 6,4 persen. Padahal, Fed memiliki target untuk menurunkan indeks harga konsumen pada kisaran 2 persen.