Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Warga memakai payung sambil menyebrangi jalan di New York, Amerika Serikat, Selasa (26/10/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Caitlin Ochs/aww/cfo

Jakarta, FORTUNE – Tingkat inflasi barang dan jasa Amerika Serikat (AS) terlihat makin tak terkendali. Mengutip data dari Trading Economics, Jumat (14/1), inflasi tahunan AS pada Desember 2021 sebesar 7 persen, naik dibandingkan 6,8 persen pada bulan sebelumnya, dan sejauh ini dianggap yang tertinggi sejak 1982.

Inflasi terutama didorong oleh kenaikan harga energi. Lalu, ada juga sumbangan dari harga sewa tempat tinggal, makanan, kendaraan baru, mobil dan truk bekas, pakaian jadi, dan layanan perawatan medis.

Sejumlah perkara, seperti kemelut pasokan akibat pandemi COVID-19, melonjaknya biaya energi, kurangnya jumlah tenaga kerja, dan meningkatnya permintaan, ditengarai menjadi penyebab inflasi.

Menurut warta Reuters, pada aspek inflasi inti dalam basis setahunan meningkat 5,5 persen, dan merupakan lonjakan tahunan terbesar sejak Februari 1991.

Mengikis upah

Meningkatnya inflasi juga mengikis kenaikan upah para pekerja AS. Menurut data dari Departemen Tenaga Kerja AS, penghasilan mingguan rata-rata yang disesuaikan dengan inflasi turun 2,3 persen pada basis setahunan pada Desember.

Presiden AS, Joe Biden, mengatakan hampir setiap negara menderita inflasi ketika ekonomi global pulih dari pandemi COVID-19.

"Laporan ini menggarisbawahi bahwa kami masih memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, dengan kenaikan harga yang masih terlalu tinggi dan menekan anggaran keluarga," kata Biden dalam sebuah pernyataan.

Inflasi jauh di atas target

Editorial Team